Stress membuat Buah Menjadi Lebat
Oleh Achmad Siddik Thoha
Di sebuah kebun buah seorang petani berjalan santai bersama anaknya yang berusia dua puluh tahunan. Kebun itu penuh dengan pohon dari berbagai jenis tanaman buah.
Saat itu, hujan mulai berkurang. Dia berpikir ayahnya akan menyuruhnya menyiram pohon-pohon itu. Sang anak mencoba berinisiatif dengan mengambil ember dan diisinya dengan air dari sungai kecil yang melintas di pinggiran kebun.
”Hei...apa yang kau lakukan nak. Jangan...taruh ember itu. Nah...sekarang kamu ambil tangga di samping pohon durian itu.”
”Tangga?” kok...? Sang anak mengerutkan dahi. Namun akhirnya ia tahu bahwa Ayahnya melarangnya menyiram pohon. Namun dia belum paham mengapa Ayahnya melarang menyiram. Ia lalu bertanya,
”Ayah....kenapa tidak kita siram pohon-pohon ini. Kasihan mereka meranggas.”
”Sudah... kau ambil tangganya cepat. Kita harus segera pulang, karena masih ada kerja kita yang lain.Letakkan tangganya di pohon mangga itu”
Otaknya masih berpikir buat apa tangga ini. Ditegakkannya tangga itu di pohon mangga. Lalu naiklah sang ayah ke tangga sambil memegang gunting pangkas dan memangkas beberapa daun dan ranting. Bahkan ada pula cabang yang dipotong dengan gergaji. Sang anak makin miris, tatkala ada satu pohon yang mulai agak tinggi dipangkas batang utamanya.
”Aduh Ayah....kasihan mereka kok dipangkas begitu. Kan jadi merana mereka dan kurang cantik.”
”Oke sudah selesai!” Teriak sang ayah.
”Ayah....kenapa Ayah lakukan ini. Mereka makin tertekan. Sudah kering, ayah pangkas pula. Jadi stress lah pohon ini.”
”Nah betul itu anakkua. Stress....dengan stress tanaman akan banyak buahnya. Kamu coba lihat pohon yang ada di sebelah sana. Banyak buahnya kan?” Sang ayah menunjuk pada kumpulan pohon di tengah kebun yang sangat lebat buahnya.
”Nah mereka Ayah perlakukan seperti ini pada masa mudanya.”
”Jadi dengan stress pohon akan memacu pertumbuhan buahnya yah?”
”Benar sekali....membuang daun, ranting, cabang dan bahkan batang dengan pemangkasan akan menekan pertumbuhannya. Dengan tertekannya pertumbuhan daun, ranting dan cabang, sisi lain akan memacu tumbuh cepatnya bunga dan buah. Apalagi ditambah dengan membiarkan mereka mengalami stress kekeringan dengan mengurangi penyiraman, akan makin banyak buah yang tumbuh nak” Sang ayah dengan serius menjelaskan.
” Tapi kalau terlalu parah stress nya kan bisa mata Ayah.”
”Benar...perlakuan stress perlu dilihat kesiapan dan kecukupan hara atau gizi tanaman. Bila kondisi pohon sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan, stress sangat berguna. Namun kalau pohon tidak cukup gizi untuk bertahan hidup pada kondisi stress dia akan mati nak Makanya Ayah tambahkan pupuk yang cukup saat dia stress sehingga dia bisa tetap bertahan dan siap menghasilkan buah.”
”Kamu sering stress gak di kampus?” Si Ayah menyindir
”Iya yah...aku beberpa kali mengalami stress. Sesekali aku sempat goyah, namun aku harus bertahan. Selama mengalami stress aku malah bisa mengotimalkan pikiran dan emosi hingga lebih kreatif menyelesaikan masalah, ayah. Bahkan aku bisa menyalurkan tekanan masalah dengan banyak beraktifitas positif. Aku jadi punya sarana berlatih agar tubuhku lebih kebal dari penyakit fisik dan jiwa. Saat stress itu, tentu ayah ingat kalau aku rajin berkirim surat da menelepon minta nasehat pada Ayah. Aku rajin berdoa di malam yang sepi untuk mendapat ”pupuk” jiwa ini. Pastinya aku makin rajin belajar. Hasilnya, nilaiku memuaskan kan Ayah. Dan...sebentar lagi Ayah akan mengantarku ke pelaminan, kan?.”
”Pelaminan? Wisuda kali...Hahaha.”
”Becanda Ayah....wisuda dulu lah. Biar buahnya makin mantap kan Yah.”
”Dasar anak stress makin pintar aja....”
”Hahahaha...”
Gelak tawa mengiringi lagkah mereka meninggalkan kebun. Mereka menemukan makna mendalam tentang arti sebuah tekanan atau stress. Stress yang berguna untuk memacu produktifitas sehingga menghasilkan buah karya yang berkualitas.
Selasa, 14 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
Stress Membuat Buah Menjadi Lebat
22.32
Achmad Siddik Thoha
No comments
0 komentar:
Posting Komentar