Apa Kabar Sahabat POHON INSPIRASI

Blog Berbagi Cinta dan Inspirasi untuk Alam
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Sabtu, 11 Juni 2011

Sabtu, 11 Juni 2011

Inspirasi dari Alang-alang dan Semak Belukar

Inspirasi dari Alang-alang dan Semak Belukar
Merubah Benci Menjadi Cinta*
Oleh Achmad Siddik Thoha

Apa yang kita rasakan ketika melihat alang dan semak belukar. Alang-alang dan semak belukar, kelompok tumbuhan yang tumbuh di tanah yang tidak terawat. Seringkali kita merasa tidak nyaman dan kurang tertarik melihatnya. Bentuk, warna dan dan anggapan sebagai pengganggu tanah dan tanaman lain membuat kita sulit menyukai mereka.  Bahkan ada yang membenci mereka dan kemudian dibakar untuk dimusnahkan.

Umumnya tanah yang tak terawat, bekas kegiatan pertanian yang ditinggalkan atau bekas hutan yang telah rusak menjadi tempat yang nyaman bagi alang-alang dan semak belukar. Mereka tumbuh untuk menutup tanah-tanah yang gundul.  Mereka melapisi tanah dengan tubuh mereka yang kecil dan pendek. Diantara mereka memiliki duri dan bulu yang gatal dan menusuk.

Alang-alang tumbuh cepat menutupi dan menguasai permukaan tanah.  Ia mempunyai akar rimpang yang nampak dan menjalar luas di bawah tanah. Ia sulit diberantas dan dapat menghambat tumbuhan lain yang hidup didekatnya. Ia sering dianggap gulma atau pengganggu tanaman lain dan harus diberantas

Semak belukar juga demikian.  Ia tumbuh cepat, menyebar luas dan mengusai permukaan tanah.  Akarnya kuat dan batangnya keras.  Beberapa jenis semak belukar  bahkan melapisi batang dan daunnya dengan bulu yang gatal dan duri yang menusuk.  Ia sangat menyulitkan petani dan pemilik lahan saat akan membersihakan lahan dan menanam.

Saat musim kemarau datang, alang-alang dan semak belukar sangat cepat mengering. Keringnya mereka membawa kondisi yang sangat tidak menguntungkan.  Keringnya mereka membuat kebakaran lahan menjadi mudah terjadi.  Saat mereka terbakar, pohon-pohon dan tanaman lain bisa ikut terkena jalaran apinya. Ketika mereka terbakar, sangat sulit untuk menghentikan amukan apinya.

Kita mempunyai alasan untuk membenci alang-alang dan semak belukar.  Kita tidak menyukai mereka karena “mengotori” pandangan.  Kita kurang nyaman melintas di areal dipenuhi oleh mereka karena daunnya yang berbulu dan berduri mmbuat kita tersakiti. Kita tidak senang melihat mereka karena sangat merepotkan membersihkannya saat akan menanam atau merapikan halaman. Saat mereka terbakar kita lebih tidak menyukai mereka karena pohon-pohon dan benda lain bisa ikut terkena jalaran apinya.

Namun alang-alang dan semak belukar adalah sosok yang juga dicintai oleh berbagai makhluk.  Mereka mampu melindungi tanah dari benturan butiran hujan hingga tanah tak tererosi.  Saat tetesan hujan begitu deras tercurah dari langit, mereka mampu menahan aliran air hujan hingga tidak cepat berlalu dan bisa meresap ke dalam tanah.  Bukit-bukit dengan selimut alang-alang dan semak belukar  masih mampu bertahan tidak runtuh dan longsor. Bunga dan buahnya disukai serangga dan burung. Dedaunannya sangat disenangi burung sebagai bahan membuat sarang.

Kini alang-alang dan semak belukar banyak diminati manusia karena mengandung khasiat obat.  Beberapa jenis dari mereka bahkan sangat menarik dibuat sebagai barang bernilai seni yang bernilai jual tinggi. Beberapa jenis dari mereka bahkan menjadi penghias acara-acara penting seperti pesta pernikahan, pameran produk ramah lingkungan dan sampel bagi promosi produk berkhasiat obat. Alang-alang dan semak belukar bahkan telah melahirkan banyak doktor dan profesor yang berkontribusi sangat penting bagi kehidupan manusia.

Benci dan cinta sering hadir silih berganti dalam hidup kita.  Sesuatu yang dulu kita benci sekarang justru sangat kita cintai. Dulu kita membenci teman kita yang selalu mengkritik dan menasehati, namun kini dia sangat kita sayangi karena telah menolong hidup kita dari kesesatan.  Dulu kita sempat tidak menyenangi kecerewetan orang tua, namun kini kita sukses akibat sifat tersebut.  Dulu kita sempat menyesali jalur pendidikan yang kita tekuni, namun kini karir kita melonjak akibat gelar yang kita raih dari jalur tersebut. Dulu  kita banyak membenci orang, kelompok, paham, pekerjaan dan sesuatu lain yang, justru kini mereka menjadi bagian yang sangat kita cintai saat ini.

Benci takkan selamanya menetap dalam hidup kita, seperti halnya cinta juga akan berubah menjadi benci.  Namun merubah benci menjadi cinta akan melahirkan kebaikan. Dan manfaat bagi diri kita dan orang lain.

Benci dapat berubah menjadi cinta seiring pengetahuan dan pemahaman yang kita miliki. Bila landasan perubahan benci menuju cinta adalah pengetahuan yang utuh maka itu sangat jelas dan kuat perubahannya. Pengetahuan yang mendalam dan berkualitas akan mengganti kebencian menjadi rasa cinta tanpa harus kehilangan muka, terhina dan bersalah. Cinta tanpa pengetahuan akan menyeret kita pada jalan yang menyesatkan dan membahayakan.  Orang yang mencintai sesuatu tanpa pengetahuan yang utuh akan terjebak pada mencintai yang keliru.

Seperti berubahnya kebencian manusia pada alang-alang dan semak belukar menjadi cinta. Seiring pengetahuan, maka sesuatu yang tidak menyenangkan pada alang-alang dan semak belukar menjadi hal yang menggembirakan dan membawa manfaat besar.

Maka seyogyanya menempatkan cinta dan benci pada kadar yang proporsional.  Cintailah seperlunya dan bencilah seperlunya, siapa tahu ia akan berbalik suatu saat nanti. Menyimpan harapan kebaikan dari sesuatu yang kita benci akan membuat kebencian tidak akan membuat kita terkungkung. Seperti ungkapan berikut ” cinta yan baik adalah cinta yang tidak menyandera, benci yang baik adalah benci yang tidak membinasakan”

*Naskah asli yang dimuat di Majalah KHALIFAH Edisi 23 Juni 2010
Achmad Siddik Thoha

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates