Komunitas Pohon Inspirasi
Gerakan Moral untuk Mencintai Pohon
(Rubrik Kearifan Komunitas, Majalah Tarbawi Edisi 249/Th.12 Jumadil Awwal 1432, 21 April 2011)
Pohon tidak semata hiasan taman atau tempat berteduh dari teriknya matahari, tapi juga komponen penting untuk keseimbangan alam. Banyak hikmah yang terkandung dalam pohon. Komunitas Pohon Inspirasi mengajak kita menyadarinya.
Pohon adalah kehidupan. Ini slogan banyak orang yang menyadari manfaat dari pohon, sehingga mereka beramai-ramai menanam jutaan bibit pohon untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Tapi ada juga yang memandang bahwa pohon-pohon itu akan memberikan manfaat bagi manusia, jika sudah berubah menjadi lembaran-lembaran kertas. Dengan kata lain, manfaat datang setelah pohon ditebang. Inilah yang merisaukan.
Kondisi inilah yang menginspirasi Achmad Siddik Thoha untuk membentuk sebuah komunitas yang ia sebut sebagai Komunitas Pohon Inspirasi.
Dosen Universitas Sumatera Utara ini seringkali menyaksikan masyarakat yang cenderung bersemangat untuk menebang daripada menanam. “Selama berkeliling di hutan Indonesia, saya melihat lingkungan alam sekitar sudah banyak sekali yang rusak. Hutan gundul, tidak ada pohon, mereka mengeluh. Padahal mereka juga yang menebang,” ucapnya miris.
“Saya beberapa kali ke hutan dan mendapati penebang liar. Saya lihat meeka beramai-ramai menggergaji pohon-pohon besar. Sepertiny, mereka terorganisir dengan baik. Pihak polisi hutan sendiri yang mendampingi saya sampai tidak berani mendekat. Karena memang kondisi mereka lebih kuat dari segi fisik. Mereka juga punya back up yang diantaranya ada oknum petugas. Saya yakin, pendekatan keamanan tidak efektif untuk memberantas kejahatan seperti ini,” kenangnya.
Achmad menyadari, untuk menghadapi penebang liar ita yang lebih baik adalah gerakan moral, yang tumbuh dari kesadaran diri. “Makanya saya ingin memberikan kontribusi yang kecil saja. Bahwa kalau orang sudah tersadarkan, hatinya kana bergerak perlahan namun permanen daripada pendekatan represif seperti sanksi-sanksi yang kadang tidak sesuai,” ucapnya.
Achmad mencoba melakukan pendekatan untuk menyentuh kesadaran mereka yang belum menyadari pentingnya pohon itu. “Saya melakukan pendekatan lewat tulisan-tulisan yang saya posting lewat internet. Saya gali hikmah-hikmah pohon dan hutan sebayak-banyaknya, dan itu saya peroleh dari pengalaman saya berkeliling hutan, naik gunung dan bahan kuliah sejak kuliah sarjana, ujar alumnus IPB itu kepada Tarbawi.
Komunitas yang awalnya terbentuk dari dunia maya ini sudah memiliki anggota dari berbagai daerah di tanah air, bahkan ada warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri ikut bergabung. “Anggotanya beragam, dari anak SMA hingga 50 tahun ke atas. Keanggotaan komunitas ini tidak mengikat, mereka bisa bergabung dan keluar dengan sukarela saja,” ungkap Achmad yang kini sedang melanjutkan studi S3 di IPB.
Komunitas yang terbentuk tanggal 7 Januari 010 ini pun mulai menunjukkan eksistensinya di dunia nyata. Momen Hrai Pohon Sedunia yang jatuh setiap tanggal 20 Nopember dijadikan langkah awal untuk mewujudkan visi dan misi komunitas ini lebih real lagi. “Yang membuat saya cukup terkejut adalah kehadiran teman-teman dari luar kota,” ucapnya terharu.
Bahkan, lanjut Achmad, aktivitas ini juga serentak diadakan di Malang dan Bandung yang diadakan oleh anggota Komunitas Pohon Inspirasi yang berdomisili di kedua kota itu.
Achmad ingin komunitas ini jadi sebuah wadah orang-orang yang sadar akan manfaat pohon untuk kehidupan mendatang. Bagi bapak empat anak ini, untuk memperbaiki lingkungan hidup salah satu pintu masuknya adalah dengan menanam pohon. Maka tak heran, aktivitas utama komunitas ini adalah dengan menanam pohon yang dilanjutkan dengan proses pemeliharaan. “Untuk pemeliharaan, Pohon Inspirasi bekerja sama dengan salah satu LSM di Kota Bogor. Kami pernah melakukan penanaman di lahan masyarakat, setelah penanaman itu di-follow up oleh LSM LATIN (Lembaga Alam Tropika Indonesia),” ujarnya bersemangat.
Komunitas Pohon Inspirasi juga pernah mengundang anak-anak yang ada di Bogor untuk bersama-sama menanam sambil menikmati hutan yang ada di Bogor. “Kami namakan kegiatan itu Pohonku Istanaku. Kami ingin menanamkan kepada anak-anak usia dini bahwa pohon itu seperti istana. Ada banyak kehidupan berawal dari pohon. Dan pada akhir pertemuan, kami ajak mereka untuk menanam dan merawat pohon,” terangnya.
Lantas mengapa nama komunitas ini Pohon Inspirasi? Masih menurut Achmad, nama Pohon Inspirasi tidak datang dengan sendirinya. Dibalik nama itu, ada filosofi kuat yang berasal dari Al Qur’an Al Kariem. “Di dalam surat Ibrahim, ada ayat yang berbunyi…Allahu matsala kalimatan thayyibatan kasyajaratin thayyibatin ashluha tsabitun wa far’uha fis samaa’(Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit),” papar Achmad yang melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan IPB.
Dari ayat itulah, menurut Achmad, Allah telah memberikan perumpamaan yang luar biasa kepada manusia agar merenungi keberadaan makhluk sekitarnya sebagai jalan untuk semakin dekat kepada Allah. “Pohon merupakan salah satu representasi makhluk Allah yang manfaatnya luar biasa dan di dalamnya terkandung inspirasi. Dan pohon jadi salah satu jalan saya untuk mengajak semua semua orang untuk mencintai alam ini karena pohon ini banyak kita temui daam kehidupan sehari-hari. Dan itu dikuatkan dalam Al Qur’an, jadi dari sisi keimanan, saya kuatkan dalam setiap tulisan,” lanjut Achmad.
Belakangan, Achmad menuturkan bahwa tulisan yang di-posting-nya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh salah satu anggota Komunitas Pohon Inspirasi. “Kebetulan dia tinggal di luar negeri dan dia ingi membagikan tulisan itu kepada teman-temannya di sana. Bahasa yang saya gunakan juga universal, agar bisa diterima oleh semua khalayak, meskipun di dalamnya, ada kutipan ayat Al Qur’an,” terang Achmad.
Saat ditanya, mengapa awalnya lewat tulisan, Achmad menjawab, bahwa pada saat ini banyak masyarakat menggunakan internet untuk memperoleh informasi. Dirinya yakin ada peluang-peluang kebaikan yang bisa dituai di situ. “Tapi dengan itu saya kembangkan inspirasi-inspirasi dari kehidupan yang lebih luas. Ketika mereka telah merasa mendapat manfaat dan sudah tersadarkan jiwanya, kemungkinan diajak aksi untuk berpartisipasi, mereka antusias. Ada juga yang berani mengkoordinir diri untuk kegiatan di kotanya masing-masing,” tandas Achmad.
Salah satu angota Komunitas Pohon Inspirasi asal Malang seringkali meminta Achmad menjelaskan tentang pohon. “Hampir setiap pekan dia Tanya saya tentang pohon. Saya kirimi dia bahan kuliah saya ketika masih kuliah di S1. Padahal pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris, “ cerita Achmad. Awalnya dari rasa ingin tahu, hingga guru bahasa Inggris ini memutuskan untuk kuliah dengan mengambil jurusan kehutanan.
Ada juga seorang pengajar di Bandung yang juga tergabung di komunitas ini. Dia mengaak murid-muridnya untuk menanam di pekarangan sekolah. “Setiap bulan merka rutin mengukur perkembangan pohon itu, dan mereka merawat pohon itu.” jelas Achmad.
0 komentar:
Posting Komentar