Apa Kabar Sahabat POHON INSPIRASI

Blog Berbagi Cinta dan Inspirasi untuk Alam
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Sabtu, 11 Juni 2011

Sabtu, 11 Juni 2011

Mencari Pahlawan Lingkungan Indonesia

Mencari Pahlawan Lingkungan Indonesia
Oleh Achmad Siddik Thoha

Kakinya terus tak henti melangkah meski berat. Lumpur di muara sungai yang berbatasan dengan pantai tak mudah untuk dilalui. Sambil melangkah tangannya terus menancapkan propagul (buah bakau dari pohon Bakau atau Rhizopora spp). Beberapa propagul yang langsung berhadapan dengan gelombang pasang, ia ikatkan pada bambu yang ditancap. Lelaki itu tiap hari melakukannya. Ia tak peduli apakah ada yang melihat atau tidak usahanya untuk menanami tepian pantai dengan bakau. Lelaki penanam bakau tak peduli dengan pendapat orang lain.

”Gila kau...ngapain menancap biji itu, paling nanti juga hanyut terbawa arus laut.” ”Capek-capek saja kau menanam, tak ada uangnya.” ”Pikirkan keluargamu....sekarang sedang krisis, kok malah buang-buang tenaga gak dapat duit.” ”Sudahlah, kita tunggu program pemerintah saja, kan gak capek-capek buang uang, malah kita dapat uang dari proyek.”

Namun lelaki itu acuh. Kaki dan tangannya terus bergerak. Hatinya penuh dengan harapan yang meluap-luap. Lima tahun bergulir. Propagul kini berubah menjadi pohon bakau. Akar-akarnya mulai kokoh mencengkaram tanah lumpur. Batang-batagnya yang dihiasi akar tunjang (akar yang muncul dari batang atas dan menghunjam ke dalam tanah) yang mampu menahan gelombang dan menambat lumpur.

Lelaki itu kini semakin tua. Sosok tua penanam bakau itu tak berhenti menanam. Dia lanjutkan usahanya. Dia memanen propagul, lalu terus menancapkannya di tanah kosong di tepian pantai. Dia tak peduli bahwa kini ikan, udang, kerang mulai bermunculan kembali di tepian pantai. Dari sela-sela hutan bakau yang telah pulih, harapan masyarakat mulai muncul kembali.

Sepuluh tahun waktu berlalu. Hutan bakau itu terlihat makin lebat. Beragam satwa seperti burung, monyet, ular dan satwa laut mulai menjadi tambahan penghuni pantai. Air asin tak lagi menembus sumur-sumur masyarakat. Sabuk hijau dipinggiran pantai terlihat sangat indah. Lelaki itu telah melukis alam dengan hijaunya hutan bakau dan mengikatkan sabuk hijau sebagai pelindung bencana masyarakat sekitar pantai.

Apa, bagaimana dan mengapa lukisan alam dan sabuk hijau itu bisa terjadi dipinggiran pantai. Pertama, seorang lelaki tua, dengan dua tangan dan dua kaki dan sedikit pendidikan. Kedua, satu persatu atau setahap demi setahap. Ketiga dimulai sejak sepuluh tahun lalu.

Lelaki tua itu telah ”mengubah” dunia. Dimulai dari biji demi biji. Dia memulainya lebih dari sepuluh tahun lalu, mungkin awalnya hanya ide, tapi dia terus melestarikannya. Dia punya visi dan mewujudkannya hari demi hari. Dia terus mengobarkan harapan dalam hatinya

Sahabat....kita butuh sosok seperti lelaki tua penanam bakau. Krisis diubahnya menjadi berkah. Dia mengubah tantangan menjadi peluang, kecemasan menjadi harapan dan celaan menjadi kekuatan. Dia mengubah dirinya dari sosok biasa menjadi pahlawan bagi lingkungannya. Dia tidak menunggu datangnya ”ratu adil” penyelamat pantai, namun dia merebut takdir kepahlawan itu.

Sahabat...pahlawan sudah ada di sekitar kita. Bahkan mereka mungkin adalah saya, kamu dan kita semua. Mereka bukan siapa-siapa. Mereka hanya perlu memulai dan berjanji untuk terus melestarikan harapan untuk merebut takdirnya, menjadi pahlawan.

Sahabat....kemerdekaan direbut oleh para pahlawan, bukan orang-orang biasa. Pahlawan, mereka yang memiliki visi dan mewujudkannya, sedikit demi sedikit, sampai terus melestarikan harapan-harapannya. Mereka membebaskan dirinya dari tipuan pujian, jebakan jabatan, buaian gelar dan candu penghargaan. Kita merindukan mereka untuk mengisi kemerdekaan kita dan bangkit dari krisis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates