Sekokoh dan Selentur Bambu
Oleh Achmad Siddik Thoha
Semua orang tak ada yang tak mengenal bambu. Tumbuhan yang sering disebut juga dengan pohon bambu. Bambu sebenarnya berasal dari keluarga rumput-rumputan. Namun ia memiliki batang yang seperti layaknya pohon. Maka bambu laksana raja dari masyarakat rerumputan.
Bambu ada yang tumbuh secara berumpun (Simpodial) dan ada pula yang secara individual (monopodial). Bambu hidup di hampir seluruh kawasan Asia. Bahkan China dijuluki sebagai negeri tirai bambu karena luasnya hutan bambu yang tumbuh disana. Demikian juga negeri Jepang, sangat terkenal dengan bambunya, karena telah menjadi bagian dari budaya dan kebutuhan hidup.
Dari sisi pertumbuhan, bambu terbilang lambat di awal pertumbuhannya. Bukan tanpa maskud, bambu membentuk sruktur akar yang kuat mengeraskan tanah dan mengambil ruang bersaing dengan tanaman lain selama tiga tahun. Baru sekitar tahun keempat, akar bambu mulai tumbuh subur dan memiliki kekuatan luas biasa. Tahun kelima barulah batang bambu muncul.
Bambu tergolong keluarga gramineae, disebut juga dengan giant grass berumpun dan terdiri atas sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap. Mulai rebung, batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 45 tahun. Bentuk batang bambu berbuku-buku atau beruas. Dia juga berdinding keras, dan di tiap ruasnya ditumbuhi mata tunas atau cabang. Meski berasal dari keluarga rerumputan, bambu memiliki ekspresi yang berbeda dari tanaman rumput lain. Bambu memiliki batang yang besar dan panjang menjulang hingga mencapai 30 m. Bambu memiliki batang yang lentur, selentur tanaman rerumputan lain. Daunnya yang seperti rumput mempunyai kesan unik tersendiri.
Dengan akar yang kuat dan batang yang lentur, bambu memiliki ketahanan yang tinggi dari terpaan angin. Saat angin kencang bertiup dan banjir melanda, bambu tetap bisa bertahan. Dia melambai gemulai mengikuti kecepatan angin. Akarnya yang kokoh tetap bertahan menahan gerusan banjir yang akan menghayutkannya. Saat pohon-pohon lain bertumbangan, bambu tetap tegak berdiri dan berayun gemulai.
Manfaat bambu sangatlah banyak. Bahan bangunan, peralatan makan, jembatan, bahan makanan, perabotan rumah tangga, hiasan dan souvenir adalah deretan manfaatnya. Namun manfaat terbesar terletak pada fungsi pelestari lingkungan yang paling baik. Bisa kita buktikan bahwa setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti ada sumber air. Bambu mampu melindungi tanah dari benturan tetes air dan gerusan aliran permukaan saat hujan lebat dan banjir.
Bambu menyimpan banyak inspirasi bagi manusia. Latar belakang bambu yang berasal dari keluarga rumput yang notabene tumbuhan lemah dan diremehkan tidaklah menghalanginya berekspresi. Bambu mampu mengekspesikan diri menjadi sosok yang kokoh namun lentur dan kaya manfaat. Dengan kemapuan ekspresi yang kuat dan unik maka kita akan berhasil menjadi yang terbaik, minimal di komunitas kita.
Fleksibilitas bambu mnegajari manusia bagaimana mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus. Saat arus tantangan dan ujian datang, kita perlu bersikap lentur, tidak menentang atau hanyut dan lari dari ujian. Penentangan yang keras akan berakibat robohnya ”tubuh” kehidpan kita, sebaliknya hanyut dan lari dari masalah akan menghilangkan eksistensi diri. Maka bersikap lentur, menyesuaikan dengan keadaan adallah pelajaran berharga dari bambu. Saat orang lain bertumbangan dalam mengahadapi masalah, maka manusia berkarakter bambu akan tetap eksis, menampilkan lambaian indah dan terus memberi manfaat.
Hanya manusia yang tetap eksis jati dirinya dan kokoh pendiriannya yang bisa memberi banyak manfaat bagi lingkungan. Bila kita ingin mampu memberi manfaat sebanyak mungkin lingkungan kita, maka keberanian berekspresi secara maksimal, fleksibilitas menghadapi tantangan dan tak peduli dengan masa lalu, maka karakter bambu bisa kita contoh.
0 komentar:
Posting Komentar