Mata airmu dari Solo Terkurung Gunung Seribu Air mengalir sampai jauh Akhirnya ke laut (Bengawan Solo – Gesang)
Apa yang terbayang bagi Anda bila melihat air Sungai Ciliwung yang melintasi Ibu Kota Jakarta? Pasti terbayang sebuah sungai yang kerap meluap di musim hujan dan menggenangi banyak wilayah di Jakarta. Pernahkah Anda membayangkan bahwa sesungguhnya air Sungai Ciliwung ini melalui perjalanan sangat panjang?
Air yang melintas di Sungai Ciliwung asal muasalnya bermula dari hulu sungai. Hulu sungai Ciliwung terdapat di kawasan datarang tinggi di Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Bogor. Bahkan Sungai Ciliwung berasal dari dua Taman Nasional yang kesohor di Indonesia yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) dan Taman Gunung Halimun (TNGHS) . Dari daerah hulu hingga hilir, air melintasi beberapa Kabupaten Kota. Bahkan aliran air dari Gunung Salak dan Halimun melintasi 3 Propinsi yaitu Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
|
SBY Meninjau Kali Ciliwung (Dok. Kompas.com) |
Secara global, air juga melintas tanpa terkotak-kotak oleh batas Negara. United Nation Water (UN-Water) yang merupakan badan PBB yang fokus pada pengelolaan air, menyebutkan bahwa 46 % daratan di bumi diliputi oleh sungai-sungai yang melintas antar negara. Di benua Asia terdapat 60 sungai besar yang melintas antar negara. Lalu di Afrika terdapat 64 sungai besar, Eropa 68 sungai, Amerika Utara 46 sungai dan Amerika Selatan 38 sungai yang melintas antar negara. (
Baca disini )
|
Jumlah Sungai Lintas Negara di Dunia (un-water.org) |
Lintasan air yang demikian jauh, itu tak hanya menembus antar wilayah Negara. Air juga melintas antar budaya, sosial, ekonomi dan politik. Keberadaan air secara global yang tak bisa tersekat oleh batas apapun, perlu mendapat perhatian semua kalangan. Untuk itulah pada tahun ini, UN-Water pada hari Air Sedunia Tahun 2013 mencanangkan International Year of Water Cooperation" atau Tahun Kerja Sama Air Internasional”
Hari Air Sedunia
Hari Air Sedunia yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret sebagai sarana memusatkan perhatian pada pentingnya air bersih dan advokasi untuk pengelolaan berkelanjutan sumber daya air tawar.
Hari internasional untuk memperingati air bersih direkomendasikan pada Konferensi PBB pada Tahun 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED).
Majelis Umum PBB merespodengan dengan menetapkan tanggal 22 Maret 1993 sebagai Hari Air Dunia pertama.
Setiap tahun, Hari Air Sedunia menyoroti aspek tertentu dari air bersih. Pada tahun 2013, dalam refleksi dari Tahun Internasional Kerjasama Air, Hari Air Sedunia juga didedikasikan untuk tema kerjasama di sekitar air dan dikoordinasikan oleh UNESCO bekerjasama dengan UNECE dan UNDESA atas nama UN-Water. (
Baca disini)
Kondisi Air
Saat Ini
Air bersih menjadi barang yang semakin langka dan berharga sangat mahal bagi sebagian warga dunia. UN Water merilis data bahwa sekitar 780 juta manusia di dunia tidak bisa mengakses air bersih. Disamping itu, tedapat 2.5 miliar manusia tidak dapat mengakses sanitasi yang layak.
Meningkatnya konsumsi makanan akibat ledakan penduduk membuat kebutuhan air juga melonjak tajam. UN-Water mengutip hasil riset para pakar menyebutkan bahwa untuk menghasilkan 1 kg beras memerlukan 3.500 Lt air. Pada produksi 1 kg daging sapi terdapat 15.000 liter air yang harus tersedia. Bahkan untuk membuat segelas kopi bila ditelusuri membutuhkan 14 lt air. (Hoekstra and Chapagain, 2008).
Kondisi di Indonesia juga tak kalah memprihatinkan. Di Jakarta masyarakat terancam mengalami kelangkaan air tanah dan air bersih. Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Firdaus Ali, mengatakan, Jakarta berpotensi mengalami krisis air. Sebab, kurangnya tanah serapan mengakibatkan ibukota kekurangan air saat musim kemarau. (
Baca disini).
Masalah lain yakni Ibukota yang tak memiliki sumber air baku, menggandalkan Sungai Citarum, satu dari 9 sungai paling tercemar di dunia, untuk kebutuhan air jutaan penghuninya. Keterbatasan persediaan air bersih juga membuat jutaan warga menggunakan air tanah, yang berakibat pada drastisnya penurunan daratan Jakarta, hingga lebih dari satu meter, dalam 5 tahun terakhir. (
baca disini).
Di daerah lain, misalnya di Kecamatan Cicurug dan Cidahu Kabupaten Sukabumi, mereka merasakan semakin sulit mendapatkan air tanah dengan murah dan mudah.
”Saat ini kami kesulitan air, Pak. Air sumur semakin dalam. Air Sungai juga menyusut. Sawah kami juga sulit dialiri air kecuali harus memakai mesin pemompa. Ini karena pabrik Air Minum Dalam Kemasan yang sudah menyedot air tanah demikian banyak. Pipa-pipa air mereka yang besar untuk kebutuahn pabrik membuat jatah air kami semakin berkurang.”
Itulah cerita salah satu warga, dalam sebuah acara diskusi kelompok terarah dengan para perwakilan warga masyarakat yang berasal dari 10 Desa/Kelurahan/Kampung di sekitar Cicurug dan Cidahu Kabupaten Sukabumi.
Kerja Sama Air
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia, lingkungan kita, pembangunan sosio-ekonomi dan pengurangan kemiskinan semua sangat bergantung pada air. Pengelolaan air yang baik merupakan tantangan tersendiri karena beberapa karakteristik yang unik di dalamnya. Air tidak merata dalam ruang dan waktu, siklus hidrologi sangat kompleks dan gangguan terhadapnya memiliki efek ganda.
Urbanisasi yang cepat,polusi dan perubahan iklim mengancam sumber daya sementara kebutuhan air semakin meningkat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk dunia, dimana saat ini sudah melebihi tujuh miliar orang, untuk produksi pangan, energi, industri dan penggunaan dalam negeri. Air adalah sumber daya bersama dan pengelolaannya perlu mempertimbangkan berbagai kepentingan yang bertentangan. Hal ini memberikan kesempatan bagi kerjasama antara pengguna.
Pada tahun 2013, PBB menetapkan sebagai Tahun Internasional Kerjasama Air,. Majelis Umum PBB mengakui bahwa kerjasama yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan prioritas yang berbeda dan berbagi sumber daya yang berharga ini secara adil, menggunakan air sebagai alat perdamaian. Mempromosikan kerjasama air menyiratkan pendekatan interdisipliner yang melibatkan faktor budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan, agama, dimensi hukum, kelembagaan dan ekonomi etika, sosial dan politik. (
baca disini)
Benarlah apa yang terlantun dari lagu Bengawan Solo bahwa “Air Mengalir Sampai Jauh” yang menyiratkan beragam makna. Air yang begitu jauh mengalir harus mendapat perhatian banyak kalangan mulai hulu sampai hilir, mulai birokrat sampai rakyat, dari pengusaha sampai pengguna dan dari pemimpin sampai rakyat miskin. Semua harus bekerja sama agar air, khususnya air bersih dapat secara adil dan damai dinikmati oleh manusia.
Mulailah mendukung kerja sama air dengan berbuat sesuatu yang kecil namun bermanfaat. Berhemat air, tidak mengotori badan air dengan sampah, menghabiskan makanan, menanam dan merawat tanaman di rumah dan mengolah sampah mungkin bisa berkontibusi untuk lestarinya air di bumi kiya.
Selamat Hari Air Sedunia 2013
Salam lestari!
Achmad Siddik Thoha
Penggiat Gerakan Menanam Pohon – Komunitas Pohon Inspirasi