Wisata Edukasi Bersama Anak-anak LKF di Kebun raya Bogor Juli 2013 |
Pagi itu hujan masih
menetes dari langit setelah kemarin langit Bogor menumpahkan airnya seharian.
Udara begitu dingin. Kondisi badan saya juga tidak begitu sehat pagi itu.
Alhamdulillah,
menjelang pukul 07.00 hujan reda. Saya segera berangkat karena anak-anak binaan
Komunitas Pohon Inspirasi sudah menunggu. Mereka sejak sepekan kemarin sudah
sibuk menantikan liburan bersama sebelum berakhirnya masa liburan dan menjelang
Ramadhan.
Benar, anak-anak sudah
masuk angkot masing-masing. Sebanyak dua angkot penuh terisi anak-anak yang
sebagian besar dluafa dan yatim piatu. Mereka berasal dari Kampung Rawajaha dan
Kampung Jawa Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Sejak 4 bulan
terakhir mereka aktif mengikuti program pendidikan lingkungan yang dibina oleh Komunitas Pohon Inspirasi dan
EEC (Enterpreuner and Environment Course) LATIN Situgede Kota Bogor.
Mereka demkian riang
ketika angkot sewaan bergerak meninggalkan kantor LSM LATIN (Lembaga Alam
Tropika Indonesia) menuju Kebun Raya Bogor (KRB). Keriangan anak-anak semakin
menyeruak ketika kami sudah masuk ke KRB dan berkumpul di bawah Pohon Kempas
(Koompassia malaccensis). Nama latin
pohon ini hampir sama dengan blog sosial terbesar favorit saya Kompasiana.
Apakah filosofi Kompasiana juga meniru kehidupan Pohon Kempas? Bisa jadi, toh
Kompasiana memang sebuah “Pohon Raksasa” dari ide, gagasan, liputan dan karya
tulisan yang sangat dominan, member banyak manfaat dan menarik banyak orang
untuk berkarya didalamnya, seperti Pohon
Kempas.
Saya menerangkan bahwa
pohon ini sangat indah dengan banir (akar papan) yang menjalar luas di
permukaan tanah seperti papan. Kempas yang berbentuk raksasa memerlukan banir
untuk menopang badannya yang tinggi dan lebar serta memperluas pencarian air
dan makanan. Kempas begitu dominan
menguasai udara dan tanah di lahan tempat ia tumbuh.
Pohon Kempas di
habitat aslinya di hutan alam, seringkali menjadi pohon penghasil madu. Pohon Kempas disukai oleh lebah hutan
membuat sarang. Sarang lebah hutan inilah yang dipanen madunya oleh masyarakat
pencari madu.
Usai berinteraksi
dengan Pohon Kempas, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi lain. Tibalah kami
di prasasti yang berisi tentang Sejarah KRB. KRB ini didirikan sejak 17 Mei
1817 oleh Prof. Dr. CGC Reinwardt, botanis asal Jerman. Dengan areal seluas 87
Hektar, KRB saat ini menjadi induk bagi tempat konservasi tumbuhan tropis ex-situ
terbesar di Indonesia.
Tempat berikutnya
kunjungan kami adalah Museum Zoologi. Sejak dua tahun terakhir, pengunjung KRB
bisa sekligus mengunjungi Museum Zoologi Bogor gratis karena memang lokasi
museum berada di dalam KRB. Di Museum
ini anak-anak sangat antusias mengamati hewan-hewan yang sudah diawetkan yang
berasal dari seluruh wilayah Indonesia baik dari daratan maupun lautan.
Sampai-sampai, tulang dan ekor Ikan hiu dengan panjang 14 meter dipamerkan
disini. Hewan-hewan kecil seperti serangga dan kupu-kupu juga dipamerkan di
museum ini. Anak-anak bisa tebuka pengetahuannya terkait kekayaan satwa yang
hidup di Indonesia.
Hari ini, umat, 5 Juli
2013, KRB demikian banyak aparat keamanan dari polisi dan tentara lalu lalang.
Susana ini memang agak membatasi pengunjung karena banyak tempat dilarang
dilewati oleh wisatawan. Setelah saya bertanya pada salah satu staf KRB
ternyata ada kunjungan Ibu Presiden, Ibu Ani Yudhoyono mendampingi istri Perdana Menteri Australia.
Memang hari ini ada kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Kevin Ruud
ke Istana Bogor. SBY dan Ruud sibuk di Istana Bogor, Ibu Ani dan Ibu Ruud berkeliling dan menanam pohon di KRB. Namun
secara umum pengunjung KRB tidak terlalu terganggu karena meski terbatas,
aktivitas wisatwan di KRB berlangsung normal
Sempat terjadi
teriakan spontan dari anak-anak yang saya damping saat rombongan Ibu Ani dan
Ibu Ruud melintas di Taman Astrid, dekat lapangan rumput luas. Ibu Ani dan para
pengawal kepresidenan melintas pelan dan saya mengatakan pada anak-anak bahwa
itu Ibu SBY. Benar, ternyata Ibu Ani melambaikan tangan pada kami
“Ibu.....Ibu....”teriak
anak-anak yang saya dampingi.
Ibu Ani dan Ibu Ruud
juga membalas teriakan anak-anak dengan lambaian tangan. Saya mencoba mengambil
gambar rombongan kepresidenan dan tamu Negara ini dari jarak jauh. Tak
menyangka kami bisa bertemu Ibu Presiden dan Tamu Negara di tempat ramai ini.
Kami melanjutkan acara
dengan memainkan game ringan yang ceria. Anak-anak memang tak ada matinya.
Mereka bahkan’ ngagulitik’ (berguling-guling di lapangan rumput) kesana kemari.
Berlari-lari, kejar-kejaran, bermain bola dan lompat-lompatan di area lapangan
rumput dekat Kafe Dedaunan menghiasai keceriaan anak-anak.
Di akhir acara kami
memberikan hadiah-hadiah atas prestasi anak-anak di sekolah dan di program
pendidikan lingkungan. Banyak hadiah yang diberikan pada mereka. Tak ada lagi
wajah sedih dan muram. Semua memegang hadiah yang dititipkan para dermawan
kepada kami. Para dermawan inilah yang bereran penting mendukung acara kami
hingga sebanyak 27 orang bisa menikmati kebaikan mereka.
Cucurak, makan bersama
dan merekat kebersamaan menjelang bulan Ramadhan mengakhiri acara wisata kami. Kami
pun menikmati nasi bungkus dengan lahap.
Saya sendiri merasakan
kesegaran fisik dan batin mendampingi anak-anak ini. Awalnya saya sempat ragu
dengan niat mengajak anak-anak dluafa dan yatim liburan bersama karena secara
pribadi tidak kelebihan uang. NamunAllah memberikan kemudahan dengan dibukakan
hati para dermawan membantu sehingga
acara ini terlaksana. Saya pun merasakan kebahagiaan tak terkira melihat
anak-anak merasa senang. Mereka akhirnya bisa juga menikmati hak mereka sebagai
anak yang menikmati liburan bermanfaat, sama seperti anak-anak lain.
Semoga rasa senang
mereka menambah semangat untuk masuk sekolah kembali dan menggapai prestasi
lebih baik. Amin.
Salam sukses berbagi!
1 komentar:
aamiin, semoga mereka menjadi anak yang berguna bagi agama dan bangsa serta peduli pada lingkungan
Posting Komentar