Keranjang Takakura adalah keranjang pembuat kompos
(komposter) yang sangat ringkas dan praktis. Sesuai dengan namanya
keranjang ini merupakan buah pemikiran pak Koji Takakura dari Jepang.
Sebetulnya kit keranjang Takakura ini pernah saya beli di kantor RW
lingkungan saya, sudah satu set: keranjang dengan tutupnya dan kain penutup,
dua buah bantal sekam, satu sekop tangan, sekam dengan bio starternya.
Sesudah dipakai beberapa kali bantal sekam kelihatannya membusuk dan ada
binatang-binatang (!) didalamnya jadi saya memutuskan untuk meremajakan
keranjang ini.
Yang akan kita buat sekarang ini adalah keranjang Takakura versi yang
sangat mudah.
Barang-barang yang musti disiapkan:
1. Keranjang laundry dengan tutupnya 1 buah. Harganya kurang lebih Rp
80.000
2. Kantung jaring untuk penutup nasi (bisa dibeli di tukang kelontong di
pasar tradisional) 2 buah @Rp 5.000
3. Sekam 4 kantung (beli di tukang tanaman) Rp 10.000
4. Kardus aqua (gratis atau beli kardus bekas Rp 1.500 di warung).
5. Benang dan jarum untuk menjahit bantal sekam.
6. Kain penutup keranjang (buat sendiri yah..)
Cara membuatnya:
1. Kardus aqua diplester tegak ke empat sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya
dipotong sedikit supaya tingginya pas dengan keranjangnya.
2. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya
sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas semampunya anda OK??
Bentuk akhir mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus. Buat dua
buah.
3. Kardus aqua ddimasukkan kedalam keranjang. Tekan-tekan supaya
masuk dan pas sehingga keranjang bisa ditutup. Masukkan satu buah bantal
sekam didasar keranjang. Ini gunanya supaya cairan sampah dan kompos
tidak merembes.
4. Tuang sekam 1 kantung kedalam keranjang. Masukkan tanah satu sekop
tangan dari halaman anda sebagai bio starter. Tutup dengan bantal sekam
yang satu lagi.
5. Simpan satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini.
Sekam ini untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang.
Sekam ini juga ditambahkan kalau isi keranjang terlalu basah.
6. Keranjang takakura anda sudah siap untuk menerima sampah organik!!
Tips:
- Keranjang ini cocok untuk keluarga kecil atau anak kost/single. Keranjang malahan bisa disimpan dalam kamar kost, walaupun saya tidak sarankan karena kadang keranjang didatangi semut-semut. Simpan keranjang di tempat teduh. Jangan lupa menyapu area bawah keranjang secara berkala supaya tidak banyak semut atau ceceran sekam disekitarnya.
- Sampah yang dimasukkan keranjang sebaiknya berupa daun-daunan/sayuran/buah. Tidak disarankan membuang sisa-sisa protein/tulang/ayam/ikan/daging walaupun beberapa orang mencoba membuangnya di keranjang takakura dengan hasil yang bagus. Keranjang yang berfungsi baik pembusukan berjalan cepat, tidak berbau, suhunya hangat. Malahan pada pagi hari kalau keranjang dibuka terlihat keluar uap hangat. Iris-iris sampah supaya penguraiannya cepat.
- Buang sampah organik dapur dibaskom saringan dalam bak cuci piring. Biarkan sampah terguyur air cucian piring. Tutup dengan penutup. Gunanya supaya sampah sayuran tercuci dan telur-telur lalat tercuci untuk mencegah tumbuh belatung di keranjang takakura.
- Kalau sampah di baskom saringan sudah penuh baru masukkan ke dalam keranjang takakura. Tutupi lagi dengan sekam baru beberapa sekop. Ini membuat pembuangan sampah lebih praktis (misalnya 2 kali sehari). Prinsip dalam membuat kompos adalah ‘bom organik’ yaitu membuang sampah dalam jumlah besar setiap kalinya, daripada membuang sampah sedikit-sedikit ke dalam keranjang. Setelah itu guyur sampah dengan air sedikit saja supaya pembusukan terjadi. Lebih bagus kalau airnya cucian beras atau air manis/gula.
- Perhatikan perbandingan sekam/tanah dengan sampah, harus seimbang. Kalau isi keranjang mulai penuh atau berair masukkan sekam dan tanah yang baru. Lama kelamaan anda akan bisa mengira-ngira supaya pengomposan terus terjadi.
- Kalau proses pengomposan terjadi dengan baik, sisi luar keranjang akan terasa hangat kalau disentuh. Karena proses pengomposan ini ‘aerob’ atau membutuhkan oksigen, isi keranjang sebaiknya diaduk-aduk dengan sekop tangan setiap hari.
- Kalau keranjang sudah penuh (cukup lama, bisa 3-4 bulan tergantung volume sampah anda) biarkan saja keranjang ini dan gunakan keranjang lain untuk membuang sampah anda (jadi buat dua keranjang takakura). Kompos didalam keranjang pertama lama kelamaan akan mengering dan terperam. Kalau sudah kering isi keranjang ini bisa dihamparkan disekitar pohon buah anda atau untuk tanaman hias setelah terlebih dahulu dicacah (saya tidak melakukannya, tapi langsung disebar).
- Cara lain isi keranjang yang sudah penuh dituang keatas karung plastik. Sampah yang belum terurai dimasukkan lagi kedalam keranjang. Sampah yang sudah terurai (kompos) diangin-anginkan diatas karung plastik di tempat teduh sampai mengering (jangan dijemur) kurang lebih seminggu. Kalau sudah kering bisa disebar di kebun anda.
Selamat mencoba!!
Penulis : Ibu Mita, Penggiat Penghijaun Kota, tinggal di Jakarta.
7 komentar:
wah ini mantap nih, cara mengantisipasi sampah rumah tangga, plus menyuburkan tanaman..
Terima kasih Pak Adi, sudah meninggalkan jejak disini. Semoga bermanfaat. Salam
kalau untuk beli starter bakterinya gimana?
Tidak perlu bakteri, Mas. Cukup taburkan tanah, di tanah itulah bakteri berlimpah, Jadi tidak pakai bahan kimia apapun. Nasi, sisa buah juga banyak mengandung bakteri pembusuk
sy pernh bikin dengan wadah ember besar yg dibocorin bawahnya, sy isi dg daun2kering, sisa sayuran, bahkan sisa nasi, bebrp hr kemudian banyak belatungnya, akhirx sy gk prnh buka2 lg. Betul kata bpk, sy mmg tak ksh sekam atwpun tanah.
Oya Pak, apakah mesti pake keranjang...?
Bu Yani yang baik,
Belatung itu muncul karena masih banyak banyak makanan yang basah/lembab. Dengan sekam dan tanah, kebasahan dan kelembaban sampah akan berkurang dan belatung pun akan hilang.
Tak harus keranjang, Bu. Ibu bisa modifikasi dengan bahan lain (termasuk dengan ember). Karena Kami pakai keranjang maka diberinama Keranjang Takakura (takakura orang yang pertama kali mencoba dan memperkenalkan ke publik)
Saya tertarik untuk membuat kompos sebagai salah satu kegiatan di sekolah saya, tetapi kami tidak berpengalaman sama sekali dalam pembuatannya. Apakah ada relawan yang bisa membantu kami? Thanx infonya.
Posting Komentar