Apa Kabar Sahabat POHON INSPIRASI

Blog Berbagi Cinta dan Inspirasi untuk Alam

Minggu, 26 Februari 2012

Minggu, 26 Februari 2012

Pahlawan Penyelamat Umat Manusia dari Gunung Kidul

Kita adalah pahlawan penyelamat umat manusia.
Kita sebenarnya menjadi Pahlawan ‘Ora Rumongso’ 

Kata-kata motivatif diatas diungkapkan oleh Lurah Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul kepada masyarakat yang menjadi peserta ” Pelatihan Mengukur Cadangan Karbon dan Perubahannya Pada pengelolaan Hutan Komunitas” yang diadakan pada tangal 24-26 Pebruari 2012. Selama ini kita mengenal beberapa istilah pahlawan seperti Pahlawan Revolusi, Pahlawan Kemerdekaan atau setidaknya Pahlawan Tanda Jasa. Namun, kata Pahlawan ‘ora rumongso’ merupakan istilah baru yang unik dan terasa aneh.
Pahlawan ‘ora rumongso’ dikaitkan dengan orang yang tanpa kenal lelah melestarikan lingkungannya. Dalam konteks masyarakat Gunung Kidul, Pahlawan ‘Ora Rumongso’ ini disematkan pada masyarakat yang sangat gigih dan bersemangat menjadikan lingkungan sekitarnya menjadi hijau dengan menanam pohon. Mereka terus menghijaukan bukit yang gersang hingga tanpa disadari banyak mata air yang muncul, aliran air ke sawah menjadi lancar, erosi dan longsor berkurang dan tutupan hutan semakin bertambah luas.
Menisbatkan masyarakat Gunung Kidul yang menanam pohon sebagai pahlawan tidaklah berlebihan. Era tahun 1970-an Gunung Kidul merupakan daerah yang gersang. Daerah-daerah perbukitan yang berbatu dan berkapur terlihat coklat karena minimnya pepohonan yang tumbuh. Dari sisi kesuburan tanah, tidaklah mudah membudidayakan pohon di tanah yang gersang dan berbatu.
Seiring dengan kesadaran semua pihak, khususnya masyarakat yang memiliki budaya menanam pohon yang kuat, kini Gunung Kidul menjadi daerah ijo royo-royo dan sebagai daerah percontohan pengelolaah hutan berbasis komunitas. Banyak lembaga mauun kelompok masyarakat dari berbagai daerah datang ke daerah ini untuk belajar bagaimana masyarakat bisa mengelola hutan dengan baik.
1330096269630451209
Pepohonan Jati yang tumbuh dan terawat di lahan masyarakat (dok. pribadi)
Fakta hijaunya Gunung Kidul akan kita saksikan bila kita melakukan perjalanan dari Sleman menuju Gunung Kidul. Mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan pepohonan jati yang rimbun di kanan dan kiri jalan. Pepohonan Jati itu tumbuh dengan subur di lahan masyarakat yang dibawahnya juga ditanam tanaman semusim seperti padi dan palawija. Hampir tak ada lahan yang kosong dari pepohonan di daerah Gunung Kidul. Menurut M. Taufik, staf Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunung Kidul, budaya agraris disini adaah budaya menanam tanaman kayu atau pohon. Budaya ini sesuai dengan filosofi pada Gunungan wayang kulit dimana latarnya berupa pohon besar yang dihuni oleh berbagai satwa. Wajar, bila keberhasilan program reboisasi dan penghijauan di Gunung Kidul dijadikan model oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
1330096180225911841
Gunungan Wayang mengandung filosofi pelestarian alam (dok. M Taufik)
Selama ini banyak orang berpikir bahwa hutan yang dikelola oleh masyarakat atau komunitas cenderung apa adanya atau asal-asalan. Asal menanam lalu dibiarkan tumbuh sendiri. Pandangan seperti itu sirna ketika melihat langsung bagaimana masyarakat di Gunung Kidul mengelola hutan komunitas. Mereka memiliki peta areal kerja, data potensi hutan, batas-batas hutan yang jelas dan pembagian pengelolaan yang jelas dan tertata. Dokumen-dokumen pengelolaan tersedia dan tata kelola lembaga komunitasnya juga berjalan sesuai kesepakatan.
Beberapa areal hutan yang dikelola oleh masyarakat di Gunung Kidul sudah dikelola dengan mengacu pada standar pengelolaan hutan lestari. Contohnya di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu terdapat Hutan Kemasyarakatan yang dikelola oleh Kelompok Tani Sedyo Makmur telah mendapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Kemasyarakatan (IUPHHK HKm) dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Ada juga kelompok tani hutan di Hutan Rakyat di Kecamatan Kedung Keris yang telah mendapat Sertifikat Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Lestari (PHBML) dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) dan VLK (Verifikasi Legalitas Kayu) dari Kemenhut.
13300963501149786794
Masyarakat mendapatkan pendampingan dan pelatihan pengelolaan hutan oleh LSM (dok. pribadi)
Saat ini, beberapa kelompok pengelola hutan komunitas di Gunung Kidul mendapat pendampingan dan pelatihan dari berbagai lembaga baik pemerintah maupun LSM untuk dipersiapkan mendapatkan imbal jasa karbon dalam skema Voluntary Carbon Market. Padahal, skema VCM ini tidak mudah dipenuhi karena beratnya persyaratan. Dengan modal sosial masyarakat yang bagus dan dukungan berbagai pihak, mereka bisa dibimbing oleh pendamping untuk memenuhi berbgai persyaratan tersebut.
1330096413662817999
Pendamping memberikan pemahaman tentang efek rumah kaca dalam sebuah pelatihan (dok. pribadi)
Kunci keberhasilan pengelolaah hutan berbasis komunitas di Gunung Kidul terletak pada kolaborasi yang sangat baik antara pemerintah daerah, LSM pendamping dan kelompok tani hutan. Pemerintah daerah memotivasi melalui program pembinaan dan pemberdayaan, LSM pendamping membantu masyarakat mengelola hutan sesuai standar professional dan kelompok masyarakat kompak dan satu langkah. Seperti yang tertera pada Dokumen Prinsip yang ditegakkan oleh KTH Sedyomakmur yaitu “Kompak, Terbuka dan Demokratis”
Semoga Pahlawan ‘Ora Rumongso’ ini semakin banyak lahir dan tumbuh di negeri kita agar hutan lestari dan masyarakat sejahtera.

Rabu, 01 Februari 2012

Rabu, 01 Februari 2012

Bagaimana Agar Terhindar dari Tertimpa Pohon

Pohon Tumbang di Jakarta (dok. Kompas.com)


Bagaimana Agar Terhindar dari Tertimpa Pohon
Oleh:  Achmad Siddik Thoha

Cuaca ekstrem semakin menunjukkan peningkatan kerugian, tidak hanya materiil tetapi juga nyawa manusia. Di beberapa tempat di Indonesia (mungkin juga di dunia) angin kencang sebagai bentuk gejala iklim dan cuaca ekstrem menimbulkan kerugian yang tak sedikit. Korban jiwa pun berjatuhan dan kejatuhan. Berjatuhan karena tertimpa oleh benda roboh salah satunya pohon.

Beberapa media mengabarkan tentang korban akibat pohon tumbang. Kompas.com melaporkan bahwa hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan banyak pohon tumbang yang kemudian menimpa sejumlah mobil di kawasan Pondok Indah dan Fatmawati. Sementara detik.com mengabarkan tentang lumpuhnya Jalur pantura Situbondo akibat pohon bertumbangan setelah hujan lebat yang disertai angin kencang. Adapun media Indonesia online memberitakan musibah angin putting beliung yang melanda enam keamatan di Situbondo Jawa Timur dan tewasnya empat warga Bali akibat tertimpa pohon tumbang.

Di Negeri kita, pohon-pohon banyak ditanam di berbagai tempat. Banyak pohon ditanam tanpa memperhatikan jenis, kegunaan dan peruntukan yang tepat untuk lokasi tertentu. Hanya pohon peninggalan colonial Belanda yang saya rasa sesuai dengan peruntukan dan lokasinya.
Sepanjang Jalan lintas propinsi, terutama pantai utara Jawa, kita lihat dulu Belanda menanam kanan kiri jalan dengan pohon asam. Pohon Asam sangat cocok karena memiliki akar yang tidak menjalar dipermukaan dan sampah daunnya relative mudah lapuk (karena ukurannya kecil dan lunak).  Buahnya juga kecil namun kaya manfaat. Pohon semacam asam tidak akan membahayakan pengguna jalan bahkan bisa jadi pagar yang kokoh kalau ada pengemudi mabuk seperti Pengemudi Xenia maut. Tabrak saja tuh asam, pasti penyok minimal 75 %.

Juga kita bisa melihat tanaman Trembesi (samanea saman) yang ditanam oleh Belanda di tempat-tempat umum seperti di Stasiun Kereta Api,, Rumah Sakit,Pabrik dan Kantor pemerintah. Trembesi sangat rindang tajuknya sehingga memberi suasana teduh dan sejuk. Trembsesi juga sangat berguna menyerap polusi udara, karenanya juga banyak ditanam di pabrik-pabrik.

Nah, pohon-pohon peninggalan Belanda itu kini sudah mulai tua dan lapuk. Sementara pemerintah banyak menanam jenis tanaman yang sangat rapuh atau mudah patah dan tumbang di area public. Sebut saja pohon Angsana, yang banyak ditana m di akanan kiri jalan kota besar. Pohon ini memang sangat cepat tumbuh dan mudah perawatannya, namun mudah patah dan tumbang. Dengan kondisi seperti itu, maka pengguna area public dengan pohon tua yang lapuk atau pohon besar muda yang mudah tumbang akan rawan tertimpa pohon.

Lalu bagaiman kita menghindarinya?
1.       Sebelum anda memutuskan berduaan atau sendirian di bawah pohon, tengoklah pohon yang menaungi Anda, apakah di sosoknya besar namun terlihat mulai mengering beberapa cabang dan kulitnya. Nah ini adalah  cirri-ciri pohon tua dan siap rebah bersama datangnya angin. Tidak percaya, silahkan Anda ajak bicara pohonnya, hehe
2.       Bila Anda parkir mobil, duduk santai atau berteduh, perhatikan pohon yang menaungi Anda. Jangan berteduh dibawah pohon yang bagian pohonnya bila jatuh sangat besar atau berbahaya kalau menimpa benda. Seperti Palem (pelepahnya gede kalau jatuh), Durian (buahnya bikin penyok kepala), Mahoni atau  Switenia macrophyla (buahnya gede dan keras, bisa bikin benjol kepala), Anbangnya mudah Angsana, cabangnya mudah patah dan berbahaya bila jatuh di atas motor yang sedang ngebut.
3.       Bila angin hujan dan angin kencang apalagi disertai petir, jangan sok berani berteduh di bawah pohon, karena Anda sama saja ingin masuk rumah sakit. Bila Anda lolos dari rebahan pohon, belum tentu lolos dari kilatan petir atau sabetan ranting dan cabang patah.
4.       Pohon-pohon yang sudah kelihatan miring, adalah tempat yang  harus Anda jauhi. Sekuat apapun Anda, takkan bisa menyangga badan pohon yang akan rebah dan mengembalikannya pada posisi tegak. Pohon itu harusnya sudah ditebang.
5.       Pohon yang dipasangi reklame di badannnya juga berbahaya kala hujan lebat disertai angin kencang. Papan reklame ini akan tumbang dan mungkin akan mendarat pada benda yang ada di bawahnya.
6.       Kalau ada petugas atau orang yang sedang menebang atau memangkas pohon di pinggir jalan, pastikan anda tidak sok pentimg untuk lewat begitu saja. Rebahan pohon saat ditebang bisa saja tidak trekontrol arah tumbangnya sehingga anda harus patuh dan taat pada komandan penebang pohon. OK!
7.       Jangan suka mencaci maki pohon ya. Pohon tidak punya mulut untuk membalasnya, tapi ia punya ranting, buah, cabang atau bahkan batang untuk membalas perbuatan Anda. So, sayangi pohon seperti Anda menyayangi diri sendiri.

Pasti masih banyak cara untuk tidak tertimpa pohon. Anda punya pengalaman, silahkan berbagi, agar kita selamat dari tertimpa pohon.

Salam cinta pohon.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates