Apa Kabar Sahabat POHON INSPIRASI

Blog Berbagi Cinta dan Inspirasi untuk Alam
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Minggu, 26 Juni 2011

Minggu, 26 Juni 2011

Menarik Simpati Seperti Bunga

Menarik Simpati Seperti Bunga
Oleh Achmad Siddik Thoha

Pagi yang sejuk di sebuah taman, berbagai bunga sedang beranjak dari tidurnya. Beraneka jenis dan warna bunga tumbuh subur di taman itu. Setiap pagi banyak orang mampir untuk sekedar menikmati keindahan warna dan harum wangi bunga-bunga itu.

Serumpun bunga berwarna ungu pagi itu tidak membuka kelopaknya lebar-lebar. Dia seolah menyembunyikan diri tidak ingin dilihat, dicium dan disentuh siapapun.
Bunga merah memberanikan diri bertanya :

“Bunga Ungu, mengapa kamu menyembunyikan kelopak bungamu yang indah dan wangi itu?”
“Keindahan ini harus kunikmati sendiri. Aku tak ingin kumbang, lebah, kupu-kupu dan manusia mengambil apapun diriku.”
“Lalu bagaimana kamu bisa melakukan pembuahan dan menghasilkan bunga baru?” tanya bunga merah lagi.
“Aku bisa melakukukannya sendiri,” jawab bunga ungu sambil menutup rapat kelopak bunganya. Ia seprtinya tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan bunga merah.

Seminggu berlalu. Setiap pagi di taman itu, bunga-bunga mekar dan menebarkan pesona serta wangi. Kumbang, lebah, kupu-kupu dan manusia begitu antusias datang dan menikmati keindahan mereka. Namun tidak bagi bunga ungu. Tak ada lagi bunga segar dan wangi dari tubuh tumbuhan itu. Tak ada bunga baru. Yang ada hanya daun dan cabang yang tidak menarik. Tak ada kumbang, lebah, kupu-kupu apalagi manusia yang menengoknya.

Sore itu, seorang lelaki perawat taman mencabut tanaman berbunga ungu yang tidak bisa berbunga lagi. Dia mengganti dengan tanaman lain yang berbunga mekar.

***
Sahabat, seperti bunga yang membutuhkan lebah untuk melakukan pembuahan, ia menyediakan dirinya untuk dinikmati keindahan warna dan manisnya nectar (cairan) pada dirinya. Ia sangat tahu kebutuhan lebah. Ia memberikan apa yang makhluk lain butuhkan. Ketulusan bunga menyediakan kebutuhan makhluk lainlah yang membuat ia sangat dicintai oleh banyak makhluk. Sebaliknya keengganan bunga untuk menyediakan kebutuhan yang lain akan membuatnya dijauhi dan tidak mendapat tempat di manapun.

Sahabat, penghargaan dan penghormatan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Orang yang menyediakan kebutuhan orang lain pasti akan mendapat simpati. Apalagi kebutuhan itu adalah penghargaan dan penghormatan.

Mustahil kita akan dicintai, mendapat simpati dan dihargai orang lain tanpa terlebih dahulu memberikan penghargaan pada mereka. Orang lain akan menempatkan diri termasuk menghargai kita sesuai apa yang kita berikan padanya. Kita memberi senyum orang lain akan membalasnya dengan senyum. Kita memberikan penghormatan, mereka akan hormat pada kita.

Sahabat, berikan kebutuhan sahabat kita walaupun hanya sebuah senyuman tulus.

Sabtu, 25 Juni 2011

Sabtu, 25 Juni 2011

Berbagi Keindahan untuk Amarilys

Berbagi Keindahan untuk Amarilys
Oleh : Achmad Siddik Thoha


Taman dengan berbagai bunga cantik dan pepohonan teduh menarik perhatian seorang pemuda. Dia sangat takjub dengan lukisan indah yang tersusun dari berbagai warna, corak dan bentuk tanaman indah. Dia penasaran ingin mengetahui siapa yang merawat taman ini.

Seorang pria tua sedang duduk sambil mengamati bunga Amarilys yang tampak mekar. Amarilys menampilkan mahkota merah yang menakjubkan. Ia sering disebut bunga hujan. Sangat serasi dengan pohon peneduh yang menaunginya, Trembesi, Sang Pohon Hujan (Samanea saman). Bunga hujan yang menyejukkan, tumbuh menebar cinta dibawah kesejukan dan keteduhan Pohon Hujan.

”Pak, boleh saya bertanya, siapakah yang merawat taman ini?” Pemuda memulai pembiacaraannya dengan pria tua itu.

”Saya sendiri, nak.” Pria tua memandang pemuda itu dengan tatapan teduh. Seteduh Trembesi.

”Apa rahasianya sehingga bunga dan tumbuhan lain disini tumbuh subur dan menampilkan keindahannya yang menakjubkan? ”

”Kamu tahu mengapa aku duduk berlama-lama memandangi bunga Amarilys ini?”
”Tidak, Bapak. Dan sepertinya Bapak melakukannya setiap hari.”
”Benar, aku memandangi Amrilys dan tumbuhan lain di Taman ini setiap saat sebelum aku memulai bekerja da sebelum meninggalkan taman ini.”

”Mengapa, Bapak harus melakukannya, apakah Bapak takut tumbuhan ini rusak?”
Pria tua itu terdiam. Pandangannya kemudian dialihkan kembali ke Amarilys cantik di sisi kanan dia berdiri. Dia menunjuk ke salah satu kuntum bunga hujan.

”Coba kamu lihat iini. Apa yang kamu lihat dari bunga ini?
Pemuda itu bingung. Dia tidak paham apa maksud pertanyaan itu. Dia menjawab agar pria tua itu tidak kecewa.

”Bunga ini sangat indah dan pasti banyak yang menyukainya. Harganya juga past mahal, Pak”

”Begitu saja?” Pria tua menimpali.

”Hmm..mungkin bunga ini hasil dari perawatan yang sangat baik, sehingga bisa tumbuh subur dan cantik. Ya, itu saja, Pak.”

Pria tua itu kemudian menyentuh lembut kelopak demi kelopak Amarlirys.
”Tidak sekedar itu, nak. Saat aku kupandangi Amarylis, terbayang dipikiranku segumpal awan yang menyemai uap air. Ketika kusentuh ia, terlintas pula titik-titik hujan yang jatuh membelai lembut permukaan tanah. Terpikir juga olehku mineral dalam tanah yang membuat tanah subur. Aku juga melihat matahari yang menghangatkan dan udara yang menyejukkan menelusup masuk ke tubuhnya. Kubayangkan sederet waktu, segunung ketekunan dan selangit cinta orang-orang yang merawatnya. Banyak sekali yang membentuk bunga hujan ini sampai menjadi secantik ini.

”Bapak, Bapak. Apakah yang menjadikan Bapak memiliki padangan yang sangat dalam seperti itu? Padahal ini hanyalah bunga, Pak.” pemuda itu terkagum-kagum.

”Bila kita menatapnya dengan penuh kesadaran, sepenuh jiwa dan pikiran serta penuh kedamaian, keindahan bukan hanya milik bunga ini. Keindahan Amarilys hasil dari berbagai elemen yang saling memberi peran. Mereka saling menanggung satu sama lain. Amarilys takkan seindah ini bila tidak ada yang lainnya.”

*****

Sahabat, tak ada di dunia ini yang bisa hidup sendiri. Tak satu pun diantara kita yang bisa eksis tanpa dukungan sesuatu yang lain. Nyatanya, bunga terwujud keindahannya dari unsur di luar bunga. Eksistensi takkan bisa berdiri sendiri di dunia ini. Bahkan diri kita sendiri, ada sesuatu yang lain yang membuat diri kita eksis, produktif dan sukses.

Persepsi ini hanya timbul dari orang yang mempunyai kesadaran dan kedamaian jiwa.
Kesadaran bahwa eksistensi kita ditentukan oleh yang lain akan menumbuhkan jiwa yang damai, jauh dari kecurigaan, kebenciaan, dendam dan tindakan yang merusak. Tanpa sesuatu yang lain, kita takkan ada. Dengan memelihara sesuatu yang lain itulah eksistensi kita akan terjaga. Sebaliknya, menghilangkan keberadaan sesuatu di luar kita sama saja kita mengantar jiwa dan raga kita pada kebinasaan.

Berapa ragam keahlian dan profesi yang harus ditekuni agar benih padi kemudian menjelma menjadi nasi lezat yang siap saji di depan kita. Berapa panjang rangkaian ilmu yang disusun agar kita bisa nyaman menyantap daging. Betapa tidak mudahnya mengurai komponen yang tersusun agar kita bisa menghidangkan sayur yang sehat. Sesuatu yang ternyata hanya terkumpul dalam satu piring hidangan makan malam kita. Hidangan itu ternyata butuh banyak elemen yang menyusunnya, beragam keahlian yang harus dikuasai dan rangkaian panjang ilmu yang mendukungnya.

Lalu mengapa kita harus merasa lebih baik dari yang lainnya kalau kita tergantung padanya. Mengapa kita merasa paling benar, padahal kebenaran itu hanya milik-Nya. Mengapa kita masih sulit berbagi, padahal semesta berperan atas eksistensi kita. Semesta adalah diri kita. Dan Sang Maha Pencipta penentu kita. Maka kembalikan diri kita hanya pada-Nya.

Kamis, 23 Juni 2011

Kamis, 23 Juni 2011

Tolong Jaga Mata Saya

Tolong Jaga Mata Saya
Oleh : Achmad Siddik Thoha

Hari-hari Gadis cantik itu dilalui dengan wajah murung. Ia bahkan membenci dirinya sendiri. Dia benci karena tak bisa melihat keindahan yang ada di dunia karena dilahirkan dalam keadaan buta.

Namun ada harapan yang mmbunacah di dadanya. Harapan itu adalah seorang pemuda, tetangganya yang sering diceritakan oleh ayahnya. Setiap pemuda itu lewat depan rumahnya, ayah si gadis selalu memanggilnya.

“Coba kau dengar suara langkah itu. Langkah itu berasal dari seorang pemuda baik dan tampan, tetangga kita.”

Suatu hari si pemuda itu lewat depan rumah si gadis. Dengan tergesa-gesa gadis itu mendekati bunyi langkah tersebut. Suara itu seolah magnet yang menarik dirinya untuk mendekat.

”Apa kabar?” Kata Si pemuda itu.

”Sa..sa..ya..Ba...baik.” Gadis itu tergagap menjawab sapaan pemuda itu. Ia tak menyangka sapaan itu terlontar.

”Mari, saya pulang dulu.” Pemuda itu berlalu begitu saja.

”Ya...ya...silahkan.” jawab gadis itu. Ia mulai bisa menguasai dirinya.

Sejak itu rasa rindu akan langkah dan sapaan menghiasi hidup si gadis. Anehnya, pemuda itu hanya mengucapkan kata yang sama setiap lewat di depan rumah gadis itu.

”Apa kabar?”
”Mari, saya pulang dulu.”

Lebih aneh lagi, si gadis sangat bersuka cita meski hanya bisa membalas dengan kata yang sama pula, namun dalam suara yang tidak gagap

”Saya Baik.”
”Ya, silahkan.”

Peristiwa itu telah mengubah hari-hari yang tadinya diselimuti oleh kesedihan berubah menjadi hari penuh bunga dan lukisan pelangi di hati si gadis. Kehadiran si pemuda telah mengubah kesedihan menjadi keceriaan.

”Anakku, kemarin pemuda tetangga kita itu datang. Ia melamarmu. Bagaimana pendapatmu, apakah kau mau menerimanya?” Ayah si gadis melontarkan kalimat yang cukup mengejutkan.
Si Gadis tak sanggup menahan rasa harunya. Ia mengangguk pelan sambil mengucapkan syukur. Ada dua tetes air bening melintas menuruni pipinya. Ia menangis haru.

”Tapi, pemuda itu juga ingin pendapatmu. Seandainya kau bisa melihat nanti, apakah kau masih mau menikah dengannya?”

”Tentu saja, Ayah.” Jawab si gadis dengan tegas.

Suatu hari, Ayah si gadis mengajaknya ke rumah sakit. Ayahnya menerima sumbangan sepasang mata dari seseorang. Operasi mata berlangsung sukses dan si gadispun akhirnya bisa melihat keindahan dunia. Sebuah nikmat yang begitu ia nanti-nanti di sepanjang hidupnya.

Beberapa hari setelah bisa melihat, si gadis kedatangan tamu. Tamu itu ternyata seorang pemuda tampan berkaca mata hitam yang dituntun oleh lelaki tua. Pemuda itu melepas kaca matanya dan sungguh mengejutkan karena ternyata pemuda itu tidak mempunyai bola mata.

Pemuda itu lalu memulai pembiacaraan.

“Apa kabar?”

“Oh, sepertinya aku sangat kenal dengan suara ini.” Kata si gadis dalam hati.

Lalu orang tua pendamping pemuda itu menyampaikan maksud kedatangannya, bahwa kehadiran mereka kesini adalah menanyakan rencana pernikahan.

Gadis itu tampak terpukul mendengar maksud kedatangan tamunya. Ia lalu pergi meninggalkan tamunya itu masuk. Ia mengunci diri di kamar. Esok harinya ia menemukan sepucuk surat di atas meja di ruang tamu. Dalam surat itu hanya tertulis satu kalimat.

“Meskipun kamu tidak menerima saya lagi, tolong jaga mata saya.”

Dibawah surat itu tertera tanda tangan dan sebaris nama. Langsung gadis iu pingsan. Nama yang tertera itu adalah nama si pemuda tetangga yang saat dia buta begitu merindukannya dan dia bersedia menikah dengannya.

****

Sahabat, terkadang manusia melupakan masa pahitya ketika keadaan saat ini sedang dalam kesenangan. Kalaupun dia mengingatnya, hanya sedikit dan sekejap saja lalu melupakannya kembali. Mereka sering lupa pada orang-orang yang dulunya telah mengembalikan semangat hidupnya saat dia terjatuh. Mereka begitu mudah menghapus kenangan indah hidup bersama, saling berbagi dan merasa senasib sepenanggungan di saat sulit.

Sahabat, status seseorang bisa merubah pandangan yang dulunya cinta sekarang bisa menjadi benci. Dulu saat kehidupan menyakitkan, mereka menjadi teman akrab namun ketika hidup mulai nyaman berubah menjadi pesaing bahkan musuh.

Sahabat, tetaplah ingat pada masa-masa sulit beserta orang-orang yang berjasa membuat kita bertahan dan bangkit. Pelihara memori indah saat kita ditimpa ujian dan bersama siapa kita saat itu. Dan ketika badai kehidupan berlalu dan kita sudah berlabuh di dermaga kesenangan, ajaklah mereka untuk menikmati keindahan dunia bersama-sama, sama seperti ketika menikmati gelapnya dunia.

Rabu, 22 Juni 2011

Rabu, 22 Juni 2011

Tikar Ramah Lingkungan (TIRAM) Bogor

Tikar ramah lingkungan memanfaatkan sisa-sisa produksi pabrik plastik yang memproduksi lemari plastik dll.

Ukuran 2,5mx1,5m, tahan lama, tahan air, mudah dibawa ke acara outdoor, bermotif dan bertekstur kecuali yang glossy, sangat cocok digunakan di acara indoor.Harga tikar : Rp 200.000 Harga tas : Rp 20.000
Info dan Pemesanan : Popie susanty 081584461115



Tikar Digelar
Tikar dilipat


Contoh Motif TIRAM Bogor


Tikar dengan Tas Jinjing unik

Usaha Para Anggota Komunitas Pohon Inspirasi

Usaha Para Anggota Komunitas Pohon Inspirasi

Dear Sahabat PI,
Untuk mewadahi usaha atau bisnis para anggota Facebook POHON INSPIRASI dan Fans Page Komunitas Pohon Inspirasi, admin memberi ruang pada Sahabat untuk menitipkan "pohon usaha" nya di blog ini.

Syarat :

  1. Barang/Kegiatan ramah lingkungan yang memberi solusi bagi pembangunan ramah lingkungan dan tidak melanggar hukum
  2. Pelatihan/Training dalam rangka menghasilkan SDM Unggul yang siap berbagi dan menginspirasi bagi sesama dan alam
  3. Kegiatan bernilai profit yang menarik dan membawa manfaat bagi masyarakat
  4. Buku yang bisa membuat pembacanya mendapat inspirasi hidup
  5. Memberikan deskripsi barang/kegiatan/pelatihan yang ringkas (Who, Where, When, What, How, Advantages and contact )
  6. Akan lebih baik bila disertai gambar
  7. Berkomitmen untuk bisa saling berbagi untuk mendukung kegiatan Komunitas Pohon Inspirasi di berbagai wilayah (donasi sukarela)


Bagi yang berminat segera kirim deskripsi barang/kegiatan/pelatihan ke email : siddikthoha@yahoo.com

Terim kasih

Salam
Admin

Selasa, 21 Juni 2011

Selasa, 21 Juni 2011

Ketajaman Hati

Ketajaman Hati
Oleh Achmad Siddik Thoha

Di sebuah perkampungan yang dikelilingi hutan, hiduplah seorang guru agama yang terkenal bijak. Ia juga dikenal sebagai pembuat barang kerajinan gerabah, perkakas berbahan tanah liat. Dua kali dalam sepekan dia membawa kerajinan tangannya ke pasar untuk dijual. Kali ini, sang guru sangat yakin bahwa hasil kerajinan gerabahnya sangat bagus, sempurna dan tak ada cacat.

Sambil terus membaca kalimat-kalimat doa, dia menunggui dagangannya menanti pembeli . Tiba-tiba seorang pria mendekat dan mengamati kerajinan Sang guru. Pria itu ternyata juga seorang pengrajin gerabah. Lama pria itu memegang, memutar, meraba, mencium dan mengamati kerajinan buatan sang guru. Pria itu lalu berkomentar,
”Gerabah ini bagus, sayang masih ada cacat, ini, ini dan ini.

Dengan cepat, sang guru mengambil kembali gerabah yang ada di tangan calon pembeli itu. Lalu dia terduduk lemas sambil menangis. Pria itu bingung tanpa kepalang melihat guru yang bijak itu menangis. Pria itu tampak sangat menyesal karena membuat sang guru menangis. Pria itu meminta maaf dan akan membeli gerabah itu sekalipun dengan harga yang sangat mahal.

Sang guru sambil terisak mengemukakan alasan dia menangis,
”Kenapa aku menangis, bukan seperti yang kamu duga. Gerabah ini dibuat tidak sembarangan Dia gerabah istimewa, tidak seperti gerabah lainnya. Aku membuatnya dengan sangat hati-hati, perlahan dan teliti. Kubentuk dengan penuh perasaaan dan konsentrasi penuh. Kuhaluskan berulang-ulang agar tampak sempurna. Saat membakar, kukerjakan dengan hati-hati dan sangat kuperhitungkan kekerasannya agar kuat dan tidak mudah pecah. Ukirannya kukerjakan cukup lama agar nampak indah dan tidak ada yang cacat.

Isak tangis belum Sang guru yang bijak semakin menyayat hati saat dia melanjutkan penjelasannya,
”Namun, saat hasil gerabahku ini diamati oleh manusia, terlihat ada cacat dimana-mana yang sama sekali aku tidak menyadarinya. Lalu, bagaimana nanti dengan perbuatan perbuatan kita tatkala kita dihadapkan pada Yang Maha Melihat. Berapa banyak cacat dan dosa yang akan tampak dari perbuatan itu yang tidak kita sadari!"

Sahabat, Sang guru bijak memiliki hati yang tajam dan sentitif terhadap setiap ketukan yang menyentuh hatinya. Sang guru merasa mendapat sebuah peajaran berharga yang mampu membangkitkan ketajaman hatinya. Sang guru sangat takut akan segala kekurangan pengabdiannya pada-Nya. Sang guru sangat sedih bila perbuatan yang dikerjakannya selama ini terdapat kekurangan disana-sini.

Seperti yang dikatakan oleh Al-Jauzi " Takut pada—Nya dan keimanan akan mempertajam mata hati pelakunya. Apa pun peristiwa yang terjadi di sekitar, ia akan dapat mengambil hikmah dan pelajaran darinya. Panasnya musim kemarau mengingatkan pada api neraka, gelapnya malam mengingatkan gelap gulitanya alam kubur, hawa sejuk dan indahnya musim semi mengilhami untuk mencari rezeki yang halal."

Orang dengan hati yang tajam selalu mampu mengambil pelajaran dalam setiap kejadian. Ketika melihat alam sekitar dia tidak menyia-nyiakan waktunya sekedar mengamati tanpa mendapat inspirasi hidup darinya. Setiap yang dilihatnya baik berupa fenomena alam maupun peristiwa kehidupan menjadikan dia semakin dekat pada-Nya. Tidaklah heran, orang-orang bijak mampu menguak rahasia dibalik peristiwa disebabkan oleh ketajaman mata hatinya.

Sahabat, sungguh kita merindukan orang-orang yang tajam mata hatinya dalam kehidupan kita. Pemimpin yang tajam hatinya takkan membiarkan yang dipimpinnya sengsara dan dilanda konflik. Pejabat yang hatinya tajam takkan tega melakukan korupsi karena takut mendapat siksa dari-Nya. Orang tua yang memiliki ketajaman mata hati akan mendidik anak-anaknya dengan hat-hati dan serius, khawatir kelak dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Dan kita semua pasti memiliki hati, hanya tinggal mengasahnya agar semakin tajam, setajam mata hati Sang Guru.

Jumat, 17 Juni 2011

Jumat, 17 Juni 2011

Hari Lingkungan Hidup Bersama POHON INSPIRASI

Hari Lingkungan Hidup Bersama PI: 
Menanam Pohon Memperbaiki Bantaran Sungai
Minggu 3 Juli 2011


Kegiatan ini Kerjasama Komunitas Pohon Inspirasi, Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN), Persaudaraan Muslimah (Salimah) PC Ciampea dan Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (Himmpas) IPB

Waktu : Minggu, 3 Juli 2011 pukul 08.00 - 14.00
Tempat : Desa Cihideung Ilir Kec. Ciampea Kabupaten Bogor (dekat Kampus IPB Darmaga)


Acara

Pembagian dan Penanaman Bibit Pohon
Panitia dan peserta akan membagikan 1000 Bibit pohon dari berbagai jenis untuk membantu masyarakat kurang mampu (dluafa) untuk meningkatkan nilai lahan dan melindungi lahannya dari luapan air, erosi dan banjir dari Sungai Cihideung.

Pelatihan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga
Pelatihan ini diperuntukkan bagi Ibu Rumah Tangga baik dari Majelis Taklim maupun perorangan yang kurang mampun agar dapat meningkatkan pendapatannya melalui pemanfaatan sampah non-organik (plastik).
 
Acara dikuti oleh 1000 orang yang terbagi atas 2 kegiatan, 45 orang mengikuti Jalan Sehat, Membagi dan Menanam 1000 bibit, sedangkan 55 orang mengikuti Pelatihan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga.
 
Terima kasih kepada semua Sahabat Komunitas Pohon Inspirasi khususnya para donatur yang telah menyumbangkan dananya sehingga acara ini berlangsung sukses dan memberikan manfaat.
 
 
















Sekokoh dan Selentur Bambu

Sekokoh dan Selentur Bambu
Oleh Achmad Siddik Thoha

Semua orang tak ada yang tak mengenal bambu. Tumbuhan yang sering disebut juga dengan pohon bambu.  Bambu sebenarnya berasal dari keluarga rumput-rumputan. Namun ia memiliki batang yang seperti layaknya pohon. Maka bambu laksana raja dari masyarakat rerumputan.

Bambu ada yang tumbuh secara berumpun (Simpodial) dan ada pula yang secara individual (monopodial).  Bambu hidup di hampir seluruh kawasan Asia. Bahkan China dijuluki sebagai negeri tirai bambu karena luasnya hutan bambu yang tumbuh disana. Demikian juga negeri Jepang, sangat terkenal dengan bambunya, karena telah menjadi bagian dari budaya dan kebutuhan hidup.

Dari sisi pertumbuhan, bambu terbilang lambat di awal pertumbuhannya.  Bukan tanpa maskud, bambu membentuk sruktur akar yang kuat mengeraskan tanah dan mengambil ruang bersaing dengan tanaman lain selama tiga tahun. Baru sekitar tahun keempat, akar bambu mulai tumbuh subur dan memiliki kekuatan luas biasa. Tahun kelima barulah batang bambu muncul.

Bambu tergolong keluarga gramineae, disebut juga dengan giant grass berumpun dan terdiri atas sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap. Mulai rebung, batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 45 tahun. Bentuk batang bambu berbuku-buku atau beruas. Dia juga berdinding keras, dan di tiap ruasnya ditumbuhi mata tunas atau cabang. Meski berasal dari keluarga rerumputan, bambu memiliki ekspresi yang berbeda dari tanaman rumput lain. Bambu memiliki batang yang besar dan panjang menjulang hingga mencapai 30 m. Bambu memiliki batang yang lentur, selentur tanaman rerumputan lain. Daunnya yang seperti rumput mempunyai kesan unik tersendiri.

Dengan akar yang kuat dan batang yang lentur, bambu memiliki ketahanan yang tinggi dari terpaan angin. Saat angin kencang bertiup dan banjir melanda, bambu tetap bisa bertahan.  Dia melambai gemulai mengikuti kecepatan angin.  Akarnya yang kokoh tetap bertahan menahan gerusan banjir yang akan menghayutkannya. Saat pohon-pohon lain bertumbangan, bambu tetap tegak berdiri dan berayun gemulai.
Manfaat bambu sangatlah banyak. Bahan bangunan, peralatan makan, jembatan, bahan makanan, perabotan rumah tangga, hiasan dan souvenir adalah deretan manfaatnya.  Namun manfaat terbesar terletak pada fungsi pelestari lingkungan yang paling baik. Bisa kita buktikan bahwa setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti ada sumber air. Bambu mampu melindungi tanah dari benturan tetes air dan gerusan aliran permukaan saat hujan lebat dan banjir.
Bambu menyimpan banyak inspirasi bagi manusia.  Latar belakang bambu yang berasal dari keluarga rumput yang notabene tumbuhan lemah dan diremehkan tidaklah menghalanginya berekspresi.  Bambu mampu mengekspesikan diri menjadi sosok yang kokoh namun lentur dan kaya manfaat. Dengan kemapuan ekspresi yang kuat dan unik maka kita akan berhasil menjadi yang terbaik, minimal di komunitas kita.

Fleksibilitas bambu mnegajari manusia bagaimana mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus.  Saat arus tantangan dan ujian datang, kita perlu bersikap lentur, tidak menentang atau hanyut dan lari dari ujian.  Penentangan yang keras akan berakibat robohnya ”tubuh” kehidpan kita, sebaliknya hanyut dan lari dari masalah akan menghilangkan eksistensi diri.  Maka bersikap lentur, menyesuaikan dengan keadaan adallah pelajaran berharga dari bambu.  Saat orang lain bertumbangan dalam mengahadapi masalah, maka manusia berkarakter bambu akan tetap eksis, menampilkan lambaian indah dan terus memberi manfaat.

Hanya manusia yang tetap eksis jati dirinya dan kokoh pendiriannya yang bisa memberi banyak manfaat bagi lingkungan. Bila kita ingin mampu memberi manfaat sebanyak mungkin lingkungan kita, maka keberanian berekspresi secara maksimal, fleksibilitas menghadapi tantangan dan tak peduli dengan masa lalu, maka karakter bambu bisa kita contoh.

Selasa, 14 Juni 2011

Selasa, 14 Juni 2011

Kisah Survival I : Putus Asa, Mengubur Diri Sebelum Mati

Kisah Survival I : Putus Asa: Mengubur Diri Sebelum Mati
Oleh Achmad Siddik Thoha

Sebuah pesawat jet terhempas keras di Pegunungan berhutan lebat di Alaska. Sang pilot tak bisa mengendalikan pesawat pribadi ini setelah terperangkap di udara yang penuh dengan rombongan burung yang sedang bermigrasi. Tabrakan tak terelakkan dan akhirnya hutan penuh dengan daun jarum menyambut kejatuhan mereka.

Beruntung, seluruh penghuni pesawat selamat. Tiga orang berasal dari rombongan orang kaya di Amerika Serikat akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit. Mereka harus bertahan hidup di belantara yang dingin dan ganas.

Seorang miliarder yang cerdas bernama Charles, bersama fotografer ternama, Robert, serta Stephen, seorang kru pemotretan merangkap pilot akhirnya harus bersitegang satu sama lain. Mereka panik menghadapi situasi tak terduga ini.

Robert menawarkan pada rekannya agar mendaki puncak gunung. Dia berharap dapat menemukan bantuan di sana. Robert ternyata juga ingin mencari kesempatan untuk membunuh Charles dengan harapan dapat menikahi istrinya, yang diam-diam berselingkuh dengannya. Dia mempunyai niat sangat jahat pula pada Stephen, si kulit hitam yang menurutnya sebagai sampah tak berguna dengan keluhannya yang memuakkan.

” Aku pasti akan mendapat bantuan dengan mendaki ke puncak gunung itu. Pasti ada menara komunikasi dan posko bantuan di sana. Helikopter akan melintas disana suatu saat. Kalau kalian mau ikut, berjalanlah dibelakangku. Kalau tidak, kalian akan jadi umpan beruang Alaska yang ganas disini.” Robert menawarkan solusi secara egois.

Stephen sebaliknya, dia tak mampu berpikir jernih dan terkulai lemas. Dia berpikir, sebentar lagi hidupnya akan berakhir karena tak ada lagi yang mampu melawan keganasan alam liar tanpa bekal. Dia terkena depresi berat.

”Apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi tanpa bekal dan peralatan di rimba yang kita tak tahu posisi dimana kita. Kita akan matiiii...” Stephen berteriak histeris memperlihatkan keputusasaan yang sangat.

Lain halnya dengan Charles, dia nampak tenang. Sebagai pria terkaya di AS, ia banyak mengalami kondisi sulit dalam perjalaan suksesnya. Dia juga seorang kutu buku yang sering melahap buku-buku petualangan alam liar. Ia memilih untuk berpikir dulu sambil merancang strategi perjalanan menemukan bala bantuan. Lalu dengan tenang ia berkata,

”Di kota, kita adalah pria sukses dengan banyak pengagum. Seluruh orang melayani kita. Kita juga saling bersaing bahkan terkadang dengan cara yang tidak terhormat. Kini kita berada di alam liar dimana hanya Tuhan yang menggenggam nasib kita. Selebihnya adalah bagaimana kita bisa menyingkirkan ego dan bersama-sama mencari jalan keluar. Kita sama sekali tak tahu harus menuju kemana. Tapi kita akan pecahkan masalah ini bersama. Dengan bersama kita akan lebih kuat dan saling membantu”

”Kalian tahu, mengapa orang yang tersesat di hutan mati?” Tanya Charles dengan keras

”Karena mereka berputus-asa” kedua rekannya tertunduk mendengar pernyataan Charles yang mengandung filosofi.

Tiba-tiba terdengar suara raungan beruang Alaska yang sumbernya makin dekat. Mereka akhirnya lari terbirit-birit mencari tempat persembunyian. Beruang itu terus mengejar. Akibatnya, Stephen mengalami luka parah akibat terjatuh ke lubang. Pelarian menjadi semakin berat.

Charles mengeluarkan seluruh pengalaman dan pengetahuannya yang luas. Ia mulai mempraktekkan teknik survival suku Indian dari buku panduan yang terselip di saku bajunya. Dia juga mencoba merancang strategi perlawanan untuk membunuh Beruang ganas itu. Sementara Robert yang sejak awal punya niat membunuh Charles mulai goyah. Dia akhirnya bahu membahu mengikuti saran Charles untuk bisa bertahan hidup, merawat Stephen yang lukanya makin parah serta menghadapi secara jantan beruang yang akan menerkam mereka.

Singkat cerita, perjalanan survival mereka dijalani bersama. Namun Robert sering melakukan tipuan untuk membunuh Charles. Justru yang terjadi sebaliknya, Robert akhirnya mati terperosok ke dalam jebakan yang dibuatnya sendiri. Adapun Stephen, lukanya yang parah dan kondisi psikisnya yang lemah akhirnya tak dapat ditolong. Dia dikubur di tengah hutan.

Akhirnya Charles bertemu dengan seorang pemburu dari suku Indian Alaska. Melalui pertarungan sengit, akhirnya Beruang ganas itu bisa dibunuh oleh mereka. Dengan bekal daging yang lezat dan kulit beruang yang hangat, Charles bersama Si Pemburu suku Indian akhirnya menemukan bala bantuan. Charles akhirnya selamat dan bertemu dengan keluarganya.

Ini adalah salah satu ringkasan cerita yang diadaptasi dari Film The Edge yang dibintangi aktor Kawakan Anthony Hopkins (Charles) dan Alec Baldwin (Robert). Film ini ditayang di Indonesia Tahun 1997. Kisah petaualangan di hutan dan teknik survival yang diperagakan para aktor adalah bagian yang sangat menarik dari film ini. Namun ada satu hal yang sangat penting untuk diambil pelajaran dari film ini. Sebuah filosofi hidup dari orang-orang yang tersesat di hutan. Sebuah quotes yang sangat masyhur di kalangan petualang alam liar:

”Mengapa orang-orang yang tersesat di hutan mati? Karena mereka berputus-asa”

Ya...putus asa adalah sumber kegagalan dari semua upaya yang kita lakukan. Dengan berputus-asa, kita telah mematikan api harapan dalam diri kita. Harapan yang mati akan menghentikan nalar dan potensi. Akhirnya fisik kita pun tak berfungsi baik pada kondisi berputus asa. Putus asa adalah langkah awal menuju kematian. Ujungnya, putus asa adalah tindakan bunuh diri yang dimulai dari membunuh jiwa, pikiran dan selanjutnya fisik kita.
Orang yang berputus asa, tak lebih hanya bangkai berjalan di permukaan bumi. Dia telah melupakan Sang Pencipta yang Maha Pengasih. Dia juga mengacuhkan bahwa ada orang lain yang bisa membantunya. Sungguh berbahaya bila putus asa menjangkiti manusia. Dia mati secara makna meski hidup secara biologis. Orang yang melakukan bunuh diri, telah melengkapi keputusasaannya secara paripurna di dunia ini. Kelak di akhirat, tak ada kenangan kebaikan yang akan dihargai oleh Sang Pencipta.

Memang sudah menjadi salah satu sifat manusia, bila tertimpa masalah dia akan berputus asa. Keputusasaan melahirkan sifat egoisme yang tinggi dan kemudian berpikir bahwa tak ada gunanya meminta bantuan orang lain. Orang berputus asa kemudian hilang jiwa sosialnya. Bekerja sama dan meminta bantuan dihilangkan dalam kamus hidupnya. Akhirnya ia menggali kuburan sendiri bagi untuk mengakhiri hidupnya sebelum malaikat menjemput nyawanya.

Tuhan menciptakan makhluk di alam semesta beserta rejekinya. Tuhan Maha Adil dan tahu persis kebutuhan makhluk yang diciptakan-Nya. Ketika ada masalah, Tuhan menyuruh kita menggunakan segala potensi yang dimiliki sambil memohon bantuan pada-Nya dan juga pada sesama. Lihatlah hewan-hewan hidup dengan berusaha keras secara individu dan saling membantu untuk dapat bertahan hidup.

”siapa bersungguh-sungguh, pasti akan sukses” (manjadda a wajada)

Stress Membuat Buah Menjadi Lebat

Stress membuat Buah Menjadi Lebat
Oleh Achmad Siddik Thoha


Di sebuah kebun buah seorang petani berjalan santai bersama anaknya yang berusia dua puluh tahunan. Kebun itu penuh dengan pohon dari berbagai jenis tanaman buah.

Saat itu, hujan mulai berkurang. Dia berpikir ayahnya akan menyuruhnya menyiram pohon-pohon itu. Sang anak mencoba berinisiatif dengan mengambil ember dan diisinya dengan air dari sungai kecil yang melintas di pinggiran kebun.

”Hei...apa yang kau lakukan nak. Jangan...taruh ember itu. Nah...sekarang kamu ambil tangga di samping pohon durian itu.”

”Tangga?” kok...? Sang anak mengerutkan dahi. Namun akhirnya ia tahu bahwa Ayahnya melarangnya menyiram pohon. Namun dia belum paham mengapa Ayahnya melarang menyiram. Ia lalu bertanya,

”Ayah....kenapa tidak kita siram pohon-pohon ini. Kasihan mereka meranggas.”

”Sudah... kau ambil tangganya cepat. Kita harus segera pulang, karena masih ada kerja kita yang lain.Letakkan tangganya di pohon mangga itu”

Otaknya masih berpikir buat apa tangga ini. Ditegakkannya tangga itu di pohon mangga. Lalu naiklah sang ayah ke tangga sambil memegang gunting pangkas dan memangkas beberapa daun dan ranting. Bahkan ada pula cabang yang dipotong dengan gergaji. Sang anak makin miris, tatkala ada satu pohon yang mulai agak tinggi dipangkas batang utamanya.

”Aduh Ayah....kasihan mereka kok dipangkas begitu. Kan jadi merana mereka dan kurang cantik.”

”Oke sudah selesai!” Teriak sang ayah.

”Ayah....kenapa Ayah lakukan ini. Mereka makin tertekan. Sudah kering, ayah pangkas pula. Jadi stress lah pohon ini.”

”Nah betul itu anakkua. Stress....dengan stress tanaman akan banyak buahnya. Kamu coba lihat pohon yang ada di sebelah sana. Banyak buahnya kan?” Sang ayah menunjuk pada kumpulan pohon di tengah kebun yang sangat lebat buahnya.

”Nah mereka Ayah perlakukan seperti ini pada masa mudanya.”

”Jadi dengan stress pohon akan memacu pertumbuhan buahnya yah?”

”Benar sekali....membuang daun, ranting, cabang dan bahkan batang dengan pemangkasan akan menekan pertumbuhannya. Dengan tertekannya pertumbuhan daun, ranting dan cabang, sisi lain akan memacu tumbuh cepatnya bunga dan buah. Apalagi ditambah dengan membiarkan mereka mengalami stress kekeringan dengan mengurangi penyiraman, akan makin banyak buah yang tumbuh nak” Sang ayah dengan serius menjelaskan.

” Tapi kalau terlalu parah stress nya kan bisa mata Ayah.”

”Benar...perlakuan stress perlu dilihat kesiapan dan kecukupan hara atau gizi tanaman. Bila kondisi pohon sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan, stress sangat berguna. Namun kalau pohon tidak cukup gizi untuk bertahan hidup pada kondisi stress dia akan mati nak Makanya Ayah tambahkan pupuk yang cukup saat dia stress sehingga dia bisa tetap bertahan dan siap menghasilkan buah.”

”Kamu sering stress gak di kampus?” Si Ayah menyindir

”Iya yah...aku beberpa kali mengalami stress. Sesekali aku sempat goyah, namun aku harus bertahan. Selama mengalami stress aku malah bisa mengotimalkan pikiran dan emosi hingga lebih kreatif menyelesaikan masalah, ayah. Bahkan aku bisa menyalurkan tekanan masalah dengan banyak beraktifitas positif. Aku jadi punya sarana berlatih agar tubuhku lebih kebal dari penyakit fisik dan jiwa. Saat stress itu, tentu ayah ingat kalau aku rajin berkirim surat da menelepon minta nasehat pada Ayah. Aku rajin berdoa di malam yang sepi untuk mendapat ”pupuk” jiwa ini. Pastinya aku makin rajin belajar. Hasilnya, nilaiku memuaskan kan Ayah. Dan...sebentar lagi Ayah akan mengantarku ke pelaminan, kan?.”

”Pelaminan? Wisuda kali...Hahaha.”

”Becanda Ayah....wisuda dulu lah. Biar buahnya makin mantap kan Yah.”

”Dasar anak stress makin pintar aja....”

”Hahahaha...”

Gelak tawa mengiringi lagkah mereka meninggalkan kebun. Mereka menemukan makna mendalam tentang arti sebuah tekanan atau stress. Stress yang berguna untuk memacu produktifitas sehingga menghasilkan buah karya yang berkualitas.

Minggu, 12 Juni 2011

Minggu, 12 Juni 2011

PI di Berbagai Kota di Indonesia

BOGOR DAN SEKITARNYA

Mulai tanggal 21 Nopember 2010. PI mulai membuat program konkrit bagi anggota dan masyarakat. Berkolaborasi dengan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN), PI mengadakan acara Peringatan hari Pohon Sedunia dengan lomba mewarnai gambar pohon, diskusi, pengenalan lingkungan hutan dan penanaman bibit  pohon di kawasan hutan penelitian Dramaga Situ Gede Kota Bogor.  Acara di ikuti sekitar 50 orang dari kalangan anak-anak hingga orang tua. Acara ini dikuti olah anggota PI dari Bogor, Jakarta, Tangerang dan Bandung.


Pada bulan Desember kembali Komunitas PI di Bogor dan sekitarnya mengadakan acara berupa Pendidikan Lingkungan bertajuk “POHON ISTANAKU : bermain, belajar dan menanam bersama Pohon” yang diadakan pada 19 Desember 2011 yang diikuti oleh 30 peserta anak-anak dan Ibu-ibu dari Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Acara ini berisi permainan di alam, jelajah hutan, mewarnai gambar dengan bahan alami dan menanam bibit pohon.

Sebagai wujud nyata kepedulian pada kelestarian sumberdaya air, POHON INSPIRASI bersama Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) akan mengadakan Peringatan Hari Air Sedunia yang dicanangkan oleh PBB pada setiap 22 Maret. Pada Tahun 2011, Tema Umum yang dicetuskan PBB adalah “WATER FOR CITIES”. Acara kita akan dilaksanakan pada  Tanggal 20 dan 27 Maret 2011 adalah - Demo Pembuatan Biopori- Penanaman dan Perawatan Bibit Pohon, - Presentasi dan Diskusi Inspirasi dari Pohon- Family Tacking melintasi Hutan Situgede- Menyusuri Pinggiran Sungai Cisadane Lomba Pembuatan Terarium dan Pelatihan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Produk Bernilai Ekonomi



BANDUNG

Komunitas PI di Bandung, juga ingin meluaskan kecintaan masyarakat terhadap pohon. Pada tanggal 25 Nopember 2010 mereka mengadakan acara penanaman pohon di TK Amanah Bandung. Semua muri diajak mencintai pohon dengan jalan menanam dan merawatnya.

Tanggal 22 April 2011 mereka juga mengadakan peringatan Hari Bumi dengan mengadakan pawai dengan memakai batik dan asesoris dari bahan alam serta membagi-bagikan air mineral pada Tukang Becak di kawasan Sekolah mereka (TK Amanah Bandung)

MALANG

Komunitas PI di Malang,, dengan dana mandiri dan dukungan antar anggota di seluruh Nusantara, juga mengadakan acara Peringatan Hari Pohon Sedunia . Sahabat PI di Malang mengadakan acara Peringatan Hari Pohon Sedunia dan Hari Menanam Nasional tanggal 28 Nopember 2010 di Kawasan Velo Malang.  Acara berupa pembagian bibit buah-buahan ke masyarakat dan menanamnya di lingkungan masing-masing.

MEDAN

Pada Tanggal 23 April 2011, Komunitas PI di Medan berkolaborasi dengan berbagai LSM di Medan, salah satunya COME, mengadakan Peringatan Hari Bumi 2011 dengan tema “WARNA WARNI BUMI : Ayo Buat Bumi Tersenyum”. Acara Hari Bumi ini berupa pawai anak ramah lingkungan, lomba mewarnai dengan bahan alami, penanaman pohon, pameran dan krativitas dari sampah.


SEBARAN Komunitas PI di Kota Lain


Saat ini, sudah terkonfirmasi lebih dari 100 anggota PI di seluruh Indonesia yang ingin ikut berpartisipasi dalam berbagi cinta dan inspirasi untuk alam. Anggota PI ada yang berasal dari Jogjakarta dan Jawa Tengah diantaranya dari Klaten, Semarang, Sragen, Purwokerto, Salatiga dan Banyumas. Banyak Anggota Komunitas PI dari Pulau Sumatera yaitu dari Lampung, Palembang, Jambi, Bengkulu, tam, BBatusangkar, Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Aceh dan Medan tentunya. Tak Ketinggalan Pulau Kalimantan juga tertarik dan aktif mendukung acara Komunitas PI dimana mereka berasal dari Pontianak, Kutai Kartanegara, Samarinda, Banajrmasin dan Balikpapan. Juga ada anggota Komunitas PI dari Mataram dan Lombok Barat. Jayapura dan Batulicin ternyata juga mengkonfirmasi keberadaan sahabat Komunitas PI.


Tentu saja, sahabat dari Jabodetabek sangat banyak. Mereka berdomisili di Jabodetabek yaitu Bogor, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok. Tak ketinggalan sahabat Komunitas PI yang juga cukup banyak berasal dari Jawa Barat yaitu Bandung, Puwakarta, Cirebon, Garut, Sukabumi dan kota lain. Jawa Timur pun juga mengkonfirmasi bahwa ada Sahabat Komunitas PI yang terrtarik yang berasal dari Malang, Bojonegoro, Surabaya, Situbondo, Jember, Sidoarjo, Madiun, Sangat menarik bahwa komunitas PI juga menarik perhatian sahabat kita di luar negeri. Seorang Sahabat Komunitas PI dari Kuala Lumpur sudah mengkonfirmasi pada admin.


Terima kasih Sahabat semua, semoga kehadiran sahabat bisa menjadi kekuatan yang terus mengalirkan cinta dan inspirasi bagi alam.

Bagaimana Menanam dan Merawat Pohon

Bagaimana Menanam dan Merawat

Oleh Achmad Siddik Thoha
Setelah kita terinspirasi dari banyak tulisan, obyek dan fenomena tentang pohon sebagai sumber inspirasi hidup, maka saatnya kita mewaujudkan kecintaan kita pada pohon dengan menanam dan merawatnya. Apalagi, di Indonesia, Gerakan Indonesia Menanam merupakan agenda tahunan yang dicanangkan Presiden untuk mengatasi krisis lingkungan dengan Slogan "One Billion Trees (OBIT)" atau Gerakan Semiliar Pohon .
Mengingat banyaknya lahan yang dikorbankan untuk pemukiman, areal pertanian tanpa pohon, industri dan lahan terlantar, menjadikan lingkungan terasa kurang nyaman dan tidak indah. Luas hutan semakin cepat menyusut, berganti dengan lahan yang rawan bencana lingkungan. Ruang Terbuka Hijau sebagai ruang publik untuk bersosialisasi masyarakat kota juga tidak banyak dijumpai. Komplek perumahan dan perkampungan tak menjadikan taman penuh dengan tanaman pohon menjadi fasilitas yang penting. Oleh karena itu, Komunitas Pohon Inspirasi ingin mengajak sahabat semua bisa menjadi pelaku aktif bagi penyelamatan lingkungan kita, khususnya pohon.
Dimana kita harus menanam? Tentu dimana saja ada lahan, bahkan di pot atau di drum pun pohon bisa tumbuh. Berikut ini, Admin mencoba berbagi info bagaimana menanam dan merawat pohon agar bisa tumbuh, berkembang dan memberi manfaat bagi alam.
Berikut ini adalah tips menanam dan merawat pohon :
1. Mencari Lahan
Lahan bisa bertempat di lahan milik (halaman rumah, kebun masyarakat atau milik perusahaan/lembaga dan  lahan negara, dimana kepemilikan dan pengelolaannya dibawah pengawasan pemerintah. Lahan yang dipilih untuk penanaman harus dijamin tidak akan berubah peruntukannya dalam jangka panjang. Pertumbuhan pohon-pohon apalagi di lahan hutan memerlukan waktu yang panjang (diatas 10 tahun) untuk dapat terciptanya ekosistem hutan yang baik dan berfungsi optimal. Jadi pikirkan dengan matang agar penanaman pohon bukan sekedar seremonial.
2. Bibit yang Tepat
Setelah ditemukan lokasi yang cocok, langkah berikutnya adalah memilih jenis bibit yang akan ditanam. Jenis-jenis yang akan ditanam adalah sesuai dengan kondisi lahan, peruntukan dan fungsi bagi lingkungan. Bila ingin lingkungan kita teduh maka pilihlah jenis pohon yang daunnya rindang dan perawakannya besar seperti Trembesi, Flamboyan, Kersen atau Beringin. Pada lahan yang kuran subur, pohon Sengon dan Akasia bisa bertahan hidup. Bila menginginkan kita bisa menikmati panen buah, maka tanalah pohon buah-buahan seperti Mangga, Alpukat, Rambutan, Durian, dll. Namun, jangan menanam Durian di tempat dengan lalu lintas yang ramai karena kalau buahnya jatuh bisa membuat orang celaka. Bila untuk jalur hijau pinggiran jalan, carilah jenis pohon yang buahnya kecil-kecil, tidak banyak daun rontok, cepat tumbuh dan bisa juga yang memiliki bunga seperti Angsana, Kersen, Malabar, Bungur, Falmboyan, Asam Jawa dan lain-lain. Ingat tanaman pinggir jalan jangan yang akarnya menonjol ke permukaan tanah karena akan merusak jalan dan membahayakan pengguna jalan.
3. Membuat Lubang Tanam
Bibit yang sudah dipilih, kini saatnya siap ditanam. Sediakan lubang tanam yang dibuat sehari sebelum penanaman (sebaiknya). Langkah ini dilakukan agar suhu udara didalam dan diatas permukaan tanah tempat penanaman stabil sehingga dapat membantu mengurangi stess pada tanaman. Tanaman yang stres akan sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Lubang tanam dibuat minimal 20 cm x 20 cm (sesuai besar bibit) dengan kedalam 30 cm – 40 cm (sesuai media dan bentuk akar). Pada awal penanaman perlu ditambahkan pupuk kandang atau kompos untuk membantu menambah hara atau nutrisi bagi "penghuni baru" bumi.

4. Waktu Menanam.
Pelaksanaan penanaman hendaknya dilakukan mulai jam 07.00 -09.00 dan 17.00 – 18.00 (tergantung Waktu setempat, WIB/WITA/WIT), karena pada jam-jam tersebut suhu permukaan tanah tidak terlalu tinggi dan stabil sehingga dapat menghindari stres pada bibit tanaman. Apabila tidak memungkinkan menanam pada  waktu tersebut dapat dilakukan pada jam yang lain, namun setelah ditanam segeralah membuat naungan untuk menghindari terik matahari yang menerpa bibit yang dapat membakar hijau daun tanaman. Bibit yang terbakar terik matahari menyebabkan klorofil daun tidak dapat melalukan fungsinya dalam proses fotosintesis dan menyebabkan tanaman bisa mati dalam waktu cepat.

5. Menanam Bibit Pohon
Bibit yang akan ditanam terlebih dahulu dilepaskan dari kantung-kantung media tumbuhnya (polybag) kemudian ditanaman bersama media tumbuhnya. Saat melepas polybag (jangan lupa berdoa dulu ya) perlu tindakan yang ati-hati agar media tumbuhnya tidak rusak, Tanaman ditempatkan pada posisi tegak agar proses pertumbuhan dapat berkembangan dengan baik dan bila perlu disanggah dengan bambu. Lalu tutup lubang tanaman dengan memasukkan tanah galian dan menekan secara perlahan di sekeliling tanaman sampai bibit dapat berdiri dengan baik. Lalu berdoalah agar Tuhan menjaga tanaman kita.


Setelah bibit ditanam sebaiknya diberi ajir/patok penanda atau dipagari. Pemberian ajir bukan hanya menandakan bibit itu ditanam seseorang bukan bibit dari anakan alam. Ajir atau patok yang dipasang pada bibit punya efek psikologis bahwa tanaman itu ekslusif/istimewa/ berharga dan masih dalam tahap pemeliharaan awal, perlu banyak perhatian
6. Jangan Lupa Merawat dengan Cinta
Seperti seorang bayi yang baru lahir, tanpa daya dan kemandirian. Bayi itu coba kita rawat sebentar hingga bisa berbicara dan bisa makan makanan lunak.  Kemudian bayi tersebut dilepas di lingkungan dimana makanan harus diusahakan sendiri, minuman harus diraih sendiri dan perlindungan pada tubuh perlu dipenuhi.  Bisakah bayi itu bertahan hidup lama tanpa ada yang merenggut dan merawatnya di tempat yang cocok baginya?


Merawat sama pentingnya dengan menanam. Maka setelah menanam hendaknya dilakukan pemeliharaan terhadap gulma, semak, alang-alang, hama, kebakaran,  tangan manusia dan gangguan lain   agar ruang tumbuh tanaman dapat berkembang dengan baik. Selain itu jangan biarkan tanaman kekurangan gizi. Berilah kebutuhan pokoknya dengan menyiramnya dengan rutin, memberi pupuk yang sesuai dan memberi perhatian dan doa pada bibit-bibit itu. Perawatan bibit pohon bisa dilakukan sampai tanaman berumur 2 tahun. Umumnya pohon diatas umur 2 tahun sudah bisa survival dan hidup mandiri dari alam, namun tetap dijaga dari unsur perusak.

Selamat menanam pohon dan merawatnya dengan cinta :) !

Sabtu, 11 Juni 2011

Sabtu, 11 Juni 2011

Hari Bumi POHON INSPIRASI


 WARNA-WARNI BUMI dengan tema “AYO, BUAT BUMI KITA TERSENYUM”


Acara ini kerja sama LSM COME (Conservation Mentality) dan Komunitas Pohon Inspirasi di Medan dalam angka memperingati Hari Bumi 22 April 2011.


Lokasi Kegiatan adalah di Taman Koni Jl. Gajah Mada Medan.


Rangkaian Kegiatan :
1. Pawai

  • Pawai siswa TK dengan kostum dan aksi lingkungan beraneka tema seperti hemat energi, peduli sampah, Hemat air, energi alternatif dan lainnya. Karnaval ini akan dilakukan dijalanan dengan panjang rute sekitar 1.5 km
  • Karnaval sepeda santai dan sepeda ontel
  • Jalan santai keluarga

2. Lomba Minat dan Bakat

  • Lomba memilah sampah
  • Lomba puzzle sampah
  • Lomba mewarnai berbahan alam

3. Pementasan dan kuis

  • Pementasan musik jalanan peduli lingkungan
  • Akustik 
  • Kuis lingkungan

4. Aksi Konservasi
  • Membuat Pohon Harapan Pada Bumi dengan kartu harapan
  • Penanaman pohon
  • Pembagian pohon pada peserta

5. Pameran dan Permainan
  • Pameran foto-foto lingkungan
  • Pameran produk daur ulang
  • Aneka permainan anak bernuansa lingkungan seperti ular tangga lingkungan dan lainnya












Komunitas PI di Majalah Tarbawi

Komunitas Pohon Inspirasi
Gerakan Moral untuk Mencintai Pohon
(Rubrik Kearifan Komunitas, Majalah Tarbawi Edisi 249/Th.12 Jumadil Awwal 1432, 21 April 2011)

Pohon tidak semata hiasan taman atau tempat berteduh dari teriknya matahari, tapi juga komponen penting untuk keseimbangan alam. Banyak hikmah yang terkandung dalam pohon. Komunitas Pohon Inspirasi mengajak kita menyadarinya.

Pohon adalah kehidupan. Ini slogan banyak orang yang menyadari manfaat dari pohon, sehingga mereka beramai-ramai menanam jutaan bibit pohon untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Tapi ada juga yang memandang bahwa pohon-pohon itu akan memberikan manfaat bagi manusia, jika sudah berubah menjadi lembaran-lembaran kertas. Dengan kata lain, manfaat datang setelah pohon ditebang. Inilah yang merisaukan.

Kondisi inilah yang menginspirasi Achmad Siddik Thoha untuk membentuk sebuah komunitas yang ia sebut sebagai Komunitas Pohon Inspirasi.

Dosen Universitas Sumatera Utara ini seringkali menyaksikan masyarakat yang cenderung bersemangat untuk menebang daripada menanam. “Selama berkeliling di hutan Indonesia, saya melihat lingkungan alam sekitar sudah banyak sekali yang rusak. Hutan gundul, tidak ada pohon, mereka mengeluh. Padahal mereka juga yang menebang,” ucapnya miris.
“Saya beberapa kali ke hutan dan mendapati penebang liar. Saya lihat meeka beramai-ramai menggergaji pohon-pohon besar. Sepertiny,  mereka terorganisir dengan baik. Pihak polisi hutan sendiri yang mendampingi saya sampai tidak berani mendekat. Karena memang kondisi mereka lebih kuat dari segi fisik. Mereka juga punya back up yang diantaranya ada oknum petugas. Saya yakin, pendekatan keamanan tidak efektif untuk memberantas kejahatan seperti ini,” kenangnya.

Achmad menyadari, untuk menghadapi penebang liar ita yang lebih baik adalah gerakan moral, yang tumbuh dari kesadaran diri. “Makanya saya ingin memberikan kontribusi yang kecil saja. Bahwa kalau orang sudah tersadarkan, hatinya kana bergerak perlahan namun permanen daripada pendekatan represif seperti sanksi-sanksi yang kadang tidak sesuai,” ucapnya.

Achmad mencoba melakukan pendekatan untuk menyentuh kesadaran mereka yang belum menyadari pentingnya pohon itu. “Saya melakukan pendekatan lewat tulisan-tulisan yang saya posting lewat internet. Saya gali hikmah-hikmah pohon dan hutan sebayak-banyaknya, dan itu saya peroleh dari pengalaman saya berkeliling hutan, naik gunung dan bahan kuliah sejak kuliah sarjana, ujar alumnus IPB itu kepada Tarbawi.

Komunitas yang awalnya terbentuk dari dunia maya ini sudah memiliki anggota dari berbagai daerah di tanah air, bahkan ada warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri ikut bergabung. “Anggotanya beragam, dari anak SMA hingga 50 tahun ke atas. Keanggotaan komunitas ini tidak mengikat, mereka bisa bergabung dan keluar dengan sukarela saja,”  ungkap Achmad yang kini sedang melanjutkan studi S3 di IPB.

Komunitas yang terbentuk tanggal 7 Januari 010 ini pun mulai menunjukkan eksistensinya di dunia nyata. Momen Hrai Pohon Sedunia yang jatuh setiap tanggal 20 Nopember dijadikan langkah awal untuk mewujudkan visi dan misi komunitas ini lebih real lagi. “Yang membuat saya cukup terkejut adalah kehadiran teman-teman dari luar kota,” ucapnya terharu.

Bahkan, lanjut Achmad, aktivitas ini juga serentak diadakan di Malang dan Bandung yang diadakan oleh anggota Komunitas Pohon Inspirasi yang berdomisili di kedua kota itu.

Achmad ingin komunitas ini jadi sebuah wadah orang-orang yang sadar akan manfaat pohon untuk kehidupan mendatang. Bagi bapak empat anak ini, untuk memperbaiki lingkungan hidup salah satu pintu masuknya adalah dengan menanam pohon. Maka tak heran, aktivitas utama komunitas ini adalah dengan menanam pohon yang dilanjutkan dengan proses pemeliharaan. “Untuk pemeliharaan, Pohon Inspirasi bekerja sama dengan salah satu LSM di Kota Bogor. Kami pernah melakukan penanaman di lahan masyarakat, setelah penanaman itu di-follow up oleh LSM LATIN (Lembaga Alam Tropika Indonesia),” ujarnya bersemangat.

Komunitas Pohon Inspirasi juga pernah mengundang anak-anak yang ada di Bogor untuk bersama-sama menanam sambil menikmati hutan yang ada di Bogor. “Kami namakan kegiatan itu Pohonku Istanaku. Kami ingin menanamkan kepada anak-anak usia dini bahwa pohon itu seperti istana. Ada banyak kehidupan berawal dari pohon. Dan pada akhir pertemuan, kami ajak mereka untuk menanam dan merawat pohon,” terangnya.

Lantas mengapa nama komunitas ini Pohon Inspirasi? Masih menurut Achmad, nama Pohon Inspirasi tidak datang dengan sendirinya. Dibalik nama itu, ada filosofi kuat yang berasal dari Al Qur’an Al Kariem. “Di dalam surat Ibrahim, ada ayat yang berbunyi…Allahu matsala kalimatan thayyibatan kasyajaratin thayyibatin ashluha tsabitun wa far’uha fis samaa’(Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit),” papar Achmad yang melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan IPB.

Dari ayat itulah, menurut Achmad, Allah telah memberikan perumpamaan yang luar biasa kepada manusia agar merenungi keberadaan makhluk sekitarnya sebagai jalan untuk semakin dekat kepada Allah. “Pohon merupakan salah satu representasi makhluk Allah yang manfaatnya luar biasa dan di dalamnya terkandung inspirasi. Dan pohon jadi salah satu jalan saya untuk mengajak semua semua orang untuk mencintai alam ini karena pohon ini banyak kita temui daam kehidupan sehari-hari. Dan itu dikuatkan dalam Al Qur’an, jadi dari sisi keimanan, saya kuatkan dalam setiap tulisan,” lanjut Achmad.

Belakangan, Achmad menuturkan bahwa tulisan yang di-posting-nya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh salah satu anggota Komunitas Pohon Inspirasi. “Kebetulan dia tinggal di luar negeri dan dia ingi membagikan tulisan itu kepada teman-temannya di sana. Bahasa yang saya gunakan juga universal, agar bisa diterima oleh semua khalayak, meskipun di dalamnya, ada kutipan ayat Al Qur’an,” terang Achmad.

Saat ditanya, mengapa awalnya lewat tulisan, Achmad menjawab, bahwa pada saat ini banyak masyarakat menggunakan internet untuk memperoleh informasi. Dirinya yakin ada peluang-peluang kebaikan yang bisa dituai di situ. “Tapi dengan itu saya kembangkan inspirasi-inspirasi dari kehidupan yang lebih luas. Ketika mereka telah merasa mendapat manfaat dan sudah tersadarkan jiwanya, kemungkinan diajak aksi untuk berpartisipasi, mereka antusias. Ada juga yang berani mengkoordinir diri untuk kegiatan di kotanya masing-masing,” tandas Achmad.

Salah satu angota Komunitas Pohon Inspirasi asal Malang seringkali meminta Achmad menjelaskan tentang pohon. “Hampir setiap pekan dia Tanya saya tentang pohon. Saya kirimi dia bahan kuliah saya ketika masih kuliah di S1. Padahal pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris, “ cerita Achmad. Awalnya dari rasa ingin tahu, hingga guru bahasa Inggris ini memutuskan untuk kuliah dengan mengambil jurusan kehutanan.

Ada juga seorang pengajar di Bandung yang juga tergabung di komunitas ini. Dia mengaak murid-muridnya untuk menanam di pekarangan sekolah. “Setiap bulan merka rutin mengukur perkembangan pohon itu, dan mereka merawat pohon itu.” jelas Achmad.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates